Showing posts with label Health News. Show all posts
Showing posts with label Health News. Show all posts

Friday, May 02, 2008

Jogging

Ingin lebih cerdas? Sering-seringlah mengasah otak dan jogging. Belum lama ini para ahli saraf di University of Ulm, Jerman melakukan penelitian terhadap para pecandu jogging yang menyelesaikan sesi jogging dua kali 30 menit selama sepekan. Ternyata diketahui bahwa sewaktu kaki menjejak ke tanah atau jalan aspal, konsentrasi dan memori visual meningkat.

Untuk memastikannya, para peneliti memisah kelompok jogger menjadi dua. Kelompok satu diminta melanjutkan olahraga. Kelompok dua diminta istirahat. Ternyata akurasi respon kelompok dua terhadap tugas-tugas tes visual menurun dibanding kelompok satu yang terus jogging.

Meski belum jelas mengapa para jogger lebih cerdas, psikolog Sanna Stroth mengatakan, kuncinya ada di wilayah hippocampus otak yang bertanggungjawab atas sejumlah fungsi memori. Aktivitas diyakini meningkatkan produksi sel hippocampus baru dan sekaligus melindungi yang sudah ada. Itulah mengapa jogging sangat berguna bagi ingatan kita.
Sumber : Kompas
Kalau begini,...tidak salah dong kalau aku ngajak Lita jogging tiap minggu?

Sunday, October 28, 2007

Tahap Perawatan Kesuburan

Brubungan dengan postinganna angel, bebek jadi browsing internet.

Untuk semua teman-temin yang sedang berharap,....ini ada artikel masupan :

1. Evaluasi pendahuluan dan Clomiphene
Langkah pertama jika tidak ada kehamilan setelah batas waktu yang dianjurkan adalah menemui ginekolog Anda. Beberapa tes pendahuluan akan dilakukan yang meliputi tes darah, scan ultrasonografi dan analisis sperma.

Dokter mungkin akan memberi Anda tablet fertilitas yang disebut Clomiphene. Ini akan memastikan Anda berovulasi. Jika kehamilan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan, maka dengan penggunaan Clomiphene lebih lanjut kecil kemungkinan akan menghasilkan kehamilan.

2. Pemeriksaan tuba
Biasanya selanjutnya akan dipertimbangkan pemeriksaan tuba fallopii. Cara yang sering dipilih adalah melalui operasi yang disebut laparoscopy. Dalam operasi ini, sebuah teleskop kecil akan dimasukkan ke dalam perut melalui pusar.

Keuntungannya, dengan operasi ini bisa diperiksa apakah organ-organ dalam normal dan sehat, apakah tuba tersumbat dan apakah ovarium berada dekat dengan ‘mulut’ tuba.

3. Super-Ovulasi dan Inseminasi Artifisial
Super-Ovulasi dan Inseminasi Artifisial (SO-AI) adalah langkah kedua dalam perawatan. Ini meliputi injeksi hormon harian untuk ‘mendorong’ hormon alami Anda. Tujuannya adalah menginduksi pertumbuhan hingga 3 sel telur.

Pada saat ovulasi, sperma suami Anda yang telah disiapkan akan ditempatkan di dalam rahim Anda melalui prosedur yang sederhana dan tanpa rasa sakit. Kami tidak menganjurkan metode ini jika tidak ada kehamilan setelah 4 siklus perawatan.

4. Fertilisasi In - Vitro
Fertilisasi In - Vitro (IVF) atau lebih lazim disebut ‘program bayi tabung’ adalah langkah perawatan berikutnya jika SO-AI tidak berhasil. Langkah ini baik jika tuba fallopii tersumbat atau jika tidak ada sperma yang memadai untuk SO-AI.

Pada dasarnya, metode ini melibatkan ekstraksi sel telur dari tubuh yang kemudian dicampur dengan sperma di laboratorium. Tiga sel telur yang telah dibuahi, disebut embrio, ditempatkan ke dalam rahim.

Diagram

Kerumitan IVF adalah memastikan bahwa perkembangan sel telur terjadi dengan kecepatan yang tepat, dan menentukan kapan sel telur itu matang. Hal Ini disebabkan sel telur yang tidak matang tidak bisa dibuahi.

IVF di kebanyakan klinik memerlukan kombinasi dan penggunaan scan ultrasonograf dan tes darah yang sering untuk menentukan kapan sel telur matang. Di klinik-klinik tersebut, pasien bisa menerima hingga 70 suntikan dalam waktu 4 minggu, dan sekitar 15 kali kunjungan ke klinik. Selama kunjungan, biasanya dilakukan tes darah untuk mengukur tingkat hormon. Pasien mungkin perlu tinggal di rumah sakit setelah sel telurnya diambil.

Sunday, July 22, 2007

A Tougher Kind of Love

Biasanya kalau ada orang yang kita sayangi mengeluh sakit, sering kali jawaban natural yang kita berikan adalah menyuruhnya untuk berbaring dan beristirahat.
Kemudian kita mungkin akan mengambil alih tugas yang sedang dikerjakannya.
Tapi menurut penelitian baru-baru ini, saran tersebut mungkin malah memberikan efek negatif dibandingkan positif. Penelitian menemukan bahwa sebetulnya si sakit mengharapkan kita untuk menyemangati mereka untuk melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan.
Dr. Joan Hester dari Inggris setuju bahwa menyemangati pesakit untuk beraktifitas dan berolahraga memberikan efek menguntungkan. Kecuali penyakit seperti patah tulang dan beberapa penyakit kronis lainnya, terlalu banyak beristirahat malah membahayakan, karena akan menyebabkan efek negatif seperti kegemukan, melemahnya otot, dan depresi.
Aktifitas sebaiknya dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit dan sesering mungkin dengan istirahat secukupnya untuk membangun ketahanan tubuh.

Sumber : Readers Digest

Monday, April 30, 2007

Tidur

Hari Sabtu yang lalu aku sama Lita ikutan F2 (Family Fellowship) di daerah Bukit Batok juga (deket rumah). Dalam kegiatan ini beberapa keluarga “berkumpul” untuk membahas salah satu buku yang isinya tentang perjalanan hidup “Jacob” yang masih “relevan” dengan kehidupan manusia sekarang. Hari itu kita membahas tentang “tidur”, bagaimana kita memandang tidur dari sisi “rohani” dan sisi “biologis” manusia. Sebagian besar kita yang hadir “awal”nya mengartikan tidur sebagai suatu “kebutuhan biologis” manusia. Karena sudah seharian beraktifitas yah kita mesti tidur untuk mengembalikan tenaga yang sudah terkuras sehari penuh begitulah pendapat kita. Tetapi setelah kita membaca buku tersebut, kita baru menyadari ternyata tidur itu juga punya arti lain jika dipandang dari sisi “rohani” kita. Dan setelah belajar lebih dalam lagi bersama “pembimbing” kita, semua yang hadir setuju kalau tidur itu nggak cuma karena cape trus manusia harus tidur dan bukan karena kita punya segala-galanya trus kita bisa tidur dengan nyenyak.

Tidur ternyata tidak melulu bergantung pada kasur yang mahal, bantal yang nyaman atau kamar tidur yang luas dan suasana yang tentram. Semuanya itu menjadi tidak “berguna” kalau suasanan “hati” kita tidak “tentram”. Banyak orang yang punya segala-galanya tetapi tidak dapat tidur dengan “nyenyak” setiap malam, tetapi aku pernah lihat para “pemulung” di Jakarta bisa tidur dengan nyenyak walaupun cuma beralaskan koran dipinggir jalan yang sibuk dan berisik. Aku sendiri pernah mengalami “susah” tidur atau kadang mendapat “mimpi buruk” yang bikin aku “cape’ banget waktu bangun pagi. Memang setelah aku pikir-pikir ternyata hari itu atau beberapa hari sebelumnya aku punya “masalah” entah di kantor atau di rumah yang “belum terselesaikan”. Hati yang “damai” dan "berserah" kepada Tuhan, merupakan faktor yang paling penting untuk mendapatkan “kualitas” tidur yang baik, mangkanya “Damaikanlah hatimu sebelum kamu naik ke tempat tidur, serahkanlah semua masalahmu kepada Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluarnya”.

Sunday, April 29, 2007

Penggunaan Telepon Genggap TIDAK Menyebabkan Kanker

Penggunaan telepon genggam tidak mempertinggi resiko tumor otak, menurut penyelidikan. Telepon genggam menghasilkan gelombang elektromaknet yang menembus 4 sampai 6 cm ke dalam lapisan otak, menimbulkan keraguan tentang keamanan untuk pemakaian dalam angka waktu yang lama.
Kemajuan teknologi yang semakin tinggi menuntut penyelidikan efek terhadap kesehatan.
Setelah mengikuti 420.000 pengguna telepon genggam yang mulai menggunakan teknologi ini sejak tahun 1982-1995, penelitian menunjukkan penggunaan telepon genggam tidak dapat dikaitkan dengan meningkatnya resiko tumor otak, kelenjar ludah, mata atau telinga.
Tapi jangan memakai telepon genggam secara berlebihan. Secara teori masih ada resiko untuk orang orang yang memakai telepon lebih dari 1 jam setiap harinya.

Sumber : Reader's Digest

Friday, April 20, 2007

"Jamu,......Jamuuu.....!"


Sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya dan Asia pada umumnya, masih percaya pada obat-obatan hasil racikan nenek moyang mereka (jamu). Sebagian besar orang percaya pada keampuhan obat racikan ini karena pengalaman pernah meminumnya atau karena cerita turun temurun. Tetapi memang tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang dengan “teratur” meminumnya akan mendapat khasiat dari obat tersebut.

Jamu memang masih bertahan dan diminati orang di tengah invasi obat-obtan hasil industri farmasi. Jamu lebih berfungsi “preventif” dan “promotif”, ketimbang “kuratif” yang merupakan domain obat-obat produk industri farmasi. Karena itu, pada kasus gangguan kesehatan yang bersifat mendesak, apalagi gawat darurat, penggunaan obat farmasi lebih bijaksana dan efektif.

Selain untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat, jamu juga dapat digunakan untuk merawat kecantikan bahkan kebahagiaan dan keindahan hidup termasuk seksual. Ilmu tentang jejamuan awalnya hanya dimiliki oleh “bangsawan” di keraton untuk menjaga keindahan raga dan kesehatan. Pada awal abad 17, ahli botani Belanda bernama Jacobus Bontius menemukan 60 jenis tanaman obat berkhasiat di Indonesia, dan menulisnya dalam buku Historia Naturalist et Medica Indiae. Penemuan ini dilanjutkan oleh Van Rheede, lalu disempurnakan oleh Gregorius Everhardus Rumphius yang berdiam di Maluku dan menghimpunnya dalam buku Herbarium Amboinense. Pada masa pendudukan jepang, saat obat-obatan modern sudah banyak dijumpai, terbitlah buku Formularium Medicamentorum Soloensis.

Kemuadian ilmu tentang jamu menyebar ke masyarakat luas terutama di sekitar tembok keraton. Jamu lalu mengalami komersialisasi sehingga mulai diperjual di warung oleh tabib atau dijajakan berkeliling oleh tukang-tukang jamu berkebaya. Namun sekarang sudah banyak toko yang khusus menjual berbagai jenis jamu yang ada di mana-mana, biasanya orang lebih suka pergi ke tempat ini karena kebersihan dan kualitas jamunya terjamin. Kasihan sama Mbok jamu yang harus muter-muter “gendong bakul” jamunya yah…………

Sunday, April 08, 2007

Body Mass Index

Di Singapur, semua murid sekolah dimonitor berat badannya. Kalau kegemukan,….mereka harus berolah raga saat istirahat tiba,….kasihan juga sih,.. tapi ini kan untuk kebaikan mereka juga.

From Health Promotion Board SIngapore:

Body Mass Index (BMI) is a number calculated from a person’s weight and height. BMI provides a reliable indicator of body fatness for most people and is used to screen for weight categories that may lead to health problems.
Are You In The Healthy Range?
Check your Body Mass Index (BMI) using the BMI formula that takes into account both your height and weight.

BMI = Weight (Kg) / (Height (M) x Height (M))

The recommended BMI cut-offs for Asian:

BMI (kg/m2) for Adults ---> Health Risk
27.5 and above ---> High Risk
23 – 27.4 ---> Moderate Risk
18.5 – 22.9 ---> Low Risk (healthy range)
Below 18.5 ---> Risk of nutritional deficiency diseases and osteoporosis

Monday, November 27, 2006

"Skizofrenia"

Mungkin kita pernah melihat seseorang yang sedang berdiam diri tiba-tiba berteriak tidak karuan, berlari ke sana kemari tanpa tujuan. Lalu berhenti dan diam. Lalu mengulangi perbuatan yang sama. Suasana hatinya juga bisa berubah dengan cepat. Orang semacam ini dinamakan “Skizofrenia”. Penyakit ini merupakan gangguan jiwa yang serius, cirinya adalah hilangnya respon emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi normal.

Penderita “Skizofrenia” ditandai dengan ketidakmampuan menilai “realita”, seperti mendengar suara-suara, berprilaku aneh, seringkali diikuti dengan “delusi” (keyakinan yang salah) dan “halusinasi” (persepsi tanpa ada ransang panca indera). Penyakit ini bisa diderita siapa saja, hanya saja gejalanya muncul pada “usia remaja akhir” atau “dewasa muda”. Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun, sedangkan pada wanitalebih lambat, yaitu sekitar 25-35 tahun. Kondisi penderita sering lambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri. Pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang penyakit ini, menyebabkan kebingungan dan penolakan, dan malah mencari pengobatan alternative contohnya ke “dukun” atau “orang pintar”.

Sampai saat ini penyebab “Skizofrenia” belum diketahui secara jelas, penelitian menunjukkan tanda-tanda yang kuat bahwa penyakit ini disebabkan oleh berbagai factor seperti, gangguan otak, ketidak seimbangan kimiawi otak dan gangguan struktur atau fungsi otak. Faktor keturunan juga berperan dalam terjadinya “Skizofrenia”. Resiko untuk menderita penyakit ini meningkat apabila ada anggota keluarga yang menderita sebelumnya. Faktor genetic memang berisiko tinggi, perkembangan kognitifnya sudah terjadi sebelum mereka lahir. Menurut salah seorang pakar ,kemunculan saat dewasa bisa terpicu oleh “stress”.

Untungnya “Skizofrenia” dapat disembuhkan, selain dengan obat harus juga dilakukan “rehabilitasi” maksudnya, pasien dilibatkan dalam berbagai kegiatan di masyarakat. Kegiatannya harus disesuaikan dengan kemampuan individual pasien, bisa berupa terapi “kognitif”, terapi lukis atau terapi sosial. Pengobatan yang benar harus dilakukan secara “holistik”, menyeluruh dan berkesinambungan. Minum obat pun harus terus-menerus, tetapi bukan berarti ketergantungan. Lama kelamaan dosisnya bisa diturunkan, hal ini bertujuan untuk memperbaiki struktur “neurobiologi” nya.

Terapi lukis menjadi salah satu terapi yang efektif untuk menyembuhkan “Skizofrenia”, Seni bagi penderita penyakit ini sangat bervariasi bentuknya, karena ada berbagai bentuk dan symbol yang dapat diambil dari “dunia” Skizofrenia. Dari goresan garis bisa terbaca emosinya, apakah sedang marah, bohong, atau gugup. Selama proses melukis seperti terjadi “dialog” terus menerus dan tanpa banyak “ngomong”, mereka bisa menuangkan segala perasaannya. Ada yang melukis dengan sangat indah bak pelukis maestro, tapi ada juga yang hanya berupa guratan garis dan warna. Walaupun begitu aapa yang mereka lukiskan bukanlah tanpa makna. Semuanya menggambarkan emosi, jiwa, serta pengalaman yang pernah dialaminya. Tetapi semua pengobatan ini tidak ada gunanya, tanpa adanya dukungan dari “keluarga” dan “masyarakat” yang tinggal disekitar penderita “Skizofrenia”.
Kompas, Minggu 12 November 2006.