Perjuangan Myanmar

Dua minggu terakhir ini berita di surat kabar, televisi dan radio rame ngomongin masalah protes yang dilakukan oleh “biksu” dan “rakyat” Myanmar atau dulu di kenal sebagai Burma. Dari foto dan video yang sudah tersebar luas baik melalu media masa ataupun internet, kelihatan kalau pemerintah Myanmar berlaku tidak adil terhadap rakyatnya. Sejak tahun 1988 Pemerintahan Myanmar dipegang oleh seorang Jendral (ABRI) bernama Than Shwe. Sejak saat itu rakyat harus “patuh” dengan apa yang diperintahkan oleh sang Jenderal, dia memerintah dengan “tangan besi” apa saja yang “menguntungkan” bagi dia dan “kaki tangannya” boleh dijalankan tetapi mereka tidak memperdulikan bagaimana efeknya kepada rakyat jelata.

Myanmar sampai saat ini dikenal sebagai Negara “Komunis”, support paling besar didapat dari China, Russia and India. Menurut berita yang aku dengar dari temenku (dia orang Myanmar) awalnya protest itu karena pemerintah menaikkan harga bahan bakar (bensin) 5 kali lipat dari harga mula-mula tanpa ada penjelasan yang jelas. Kalau harga bahan bakar naik, pastinya harga kebutuhan pokok sehari-hari juga akan naik. Padahal sekarang ini Myanmar termasuk Negara “miskin” karena pendapatan penduduknya satu hari itu “KURANG DARI 1 DOLLAR AMERIKA”, bagaimana mereka bisa bertahan untuk hidup kalau harga bahan pokok naik. Sebaliknya orang-orang yang mendukung pemerintah (ABRI) mendapat perlakuan yang berbeda, mereka bisa tinggal di rumah yang bagus, makan setiap hari, mobil atau apa saja yang mereka butuhkan “pasti” di dapat walaupun cara mendapatkannya dengan “memeras” rakyat. Apa yang dimiliki oleh pemerintah adalah milik pemerintah, dan apa yang dimiliki “Rakyat” adalah juga “Milik” pemerintah. Jadi inget sama cerita waktu Negara kita masih dijajah oleh Jepang dan Belanda doeloe yah…….. Maju terus rakyat Myanmar………..