Friday, October 19, 2007

"Bukan salahku..."

Sudah beberapa hari ini kerjaanku bertumpuk-tumpuk kaya gunung, udah jadi kebiasaan setiap tahun kalau “Lebaran” yang muslim pada cuti jadi kita mesti “cover” kerjaan mereka. Buat aku sih banyak kerjaan nggak masalah, tapi udah banyak kerjaan trus ada shipment yang bermasalah lagi, ini yang bikin kepala “retak”..hik…hik…hik….. untungnya nggak pecah sih …..he…he…he….

Pernah juga ada kejadian “client” nanya tentang beberapa testing method yang kita pakai di laboratorium, tapi walaupun aku sudah jelasin berkali-kali dia masih nggak ngerti juga. Mungkin karena latar belakang pendidikan yang berbeda mangkanya jadi nggak nyambung, kaya “Bebek” ngomong sama “Santo”….he…he…he…. becanda ya non…… Sempet satu hari waktu Lita jemput aku di Jurong East (pulang kerja), aku ngomel-ngomel terus sepanjang jalan soalnya ada satu “superintendent” (orang Head Office) yang kirim “result” ke client kita tapi nggak cek dulu kebenarannya. Alhasil client kita marah-marah karena ternyata ada beberapa test result yang salah dan kirim email komplen ke managerku di laboratorium. Kalau udah begini aku mesti ngejelasin ke “boss” kenapa bisa begini ???? Masalahnya sih karena si superintendent nggak ngerti apa yang kita kerjain di laboratorium jadi angka berapa saja yang kita tulis di “worksheet” dia akan release ke client. Dia nggak tahu kalau unitnya beda resultnya akan beda juga, kaya nasi sama bubur gitu awalnya kan sama-sam beras tapi karena cara masaknya beda hasilnya akan beda juga. Yang bikin aku bingung lagi, kenapa orang kaya begini bisa jadi “superintendent” yang ngurusin “shipment” dari petroleum produk padahal dia nggak tahu sedikitpun tentang analisanya di laboratorium. Padahal dia ini yang setiap hari bicara dengan client, kasih advise trus kasih result yang mereka nggak tahu bener apa nggak (pokoknya kalau ada yang salah mereka bilang laboratorium yang kasih kita result dan mereka nggak mau tanggung kesalahannya). Jadi aku ini yang harus “pastiin” semua result yang keluar dari laboratorium mesti bener nggak boleh salah, kalau pagi sampai sore aku bisa jaga tapi kalau malem aku bergantung sama “supervisor” ku yang kadang-kadang juga bikin salah. Biasanya kalau banyak sampel mereka jadi “kanciong” (kalang kabut) trus release result sembarangan nggak di cek dulu, ujung-ujungnya aku yang kena………ssshhhhhhhh…….nasib….nasib………hik…hik…hik……..

2 comments:

  1. Sabar ya say......
    Memang sudah hukumnya kayak gitu. Orang lain yang senang2 kita yang kena batunya, tapi giliran kita ya cuti, pulang2 kerjaan tetap numpuk kagak ada yang kerjain.....

    ReplyDelete
  2. tq yah nita,..
    peluk cium buat nathan

    ReplyDelete