Thursday, October 11, 2007

Menjelang Lebaran

Aku nggak tau deh,.. mesti kasihan sama mereka,...atau mesti marah karena kemalasan mereka?
atu aku mesti marah sama pemerintah yang mengeluarkan larangan untuk mengemis karena itu berarti menutup rejeki mereka?
Kalau pemerintah mengeluarkan larangan mengemis dengan dibarengi membludaknya lapangan kerja sih nggak masalah ya,...tapi apa bisa??

Dinginnya angin malam, bisingnya suara knalpot, serta amukan gigitan nyamuk malam itu tidak membuat kedua bocah Agus (9) dan Andi (8) terbangun. Mereka terlelap diatas lembaran kardus berselimutkan kain tipis. Sementara ke dua orang tuanya terjaga di samping mereka. Yati (30) ibu ke dua anak itu duduk bersandar pada gerobak yang diparkir di pinggir jalan. Sesekali ia memejamkan mata lalu kembali terjaga. Sementara Yono (35) suaminya asik duduk bersila dengan menghisap rokok kretek di tangannya. “Kalau kita tidur semua nggak kebagian makanan nanti. Jadi gantian tidurnya,“ ujar Yati. Menurutnya, mereka harus tetap terjaga, karena siapa tahu ada orang yang memberi uang atau sekedar makanan.

Yono dan keluarganya sudah seminggu mangkal di pinggir jalan Fatmawati. Tidak hanya Yono, ratusan pemulung lain juga ikut turun ke jalan dengan membawa gerobak masing-masing. Mereka menyebar di sepanjang jalan Fatmawati dari sore sebelum buka hingga menjelang sahur. Orang-orang yang disebut sebagai manusia gerobak itu memang selalu muncul menjelang Lebaran di jalan-jalan ibu kota. Mereka berkeliling kota di siang hari, dan bermalam dalam gerobaknya menjelang petang, dengan harapan mendapat derma dari orang-orang yang mereka jumpai.

Namun tahun ini, mungkin karena ada larangan memberi sedekah pada pengemis, maka pendapatan mereka jauh berkurang dari tahun lalu. Menurutnya tahun lalu ia dapat mengumpulkan hingga Rp100 ribu sehari. Bukan hanya itu, ia juga mendapatkan sembako serta pakaian yang cukup banyak sebelumnya. Sedangkan saat ini ia mengatakan sedikit sekali dermawan yang datang. “Sudah seminggu saya mangkal di sini, cuma dapat Rp30 ribu. Hari ini aja belum dapat makanan. Uang baru dapat segini, padahal udah jam dua belas,“ ujarnya sambil menunjukkan dua lembar uang ribuan.

“Nggak tau kenapa sekarang sepi. Mungkin karena peraturan pemerintah kali. Saya kan nggak minta-minta. Cuma nongkrong aja, klo ada yang ngasih sih ya Alhamdullilah,“ ujarnya. Yono menambahkan sedikit atau banyak yang didapat ia tetap bersyukur. Tahun ini, menurut Yono ada peningkatan jumlah gerobak yang mangkal di jalanan. “Di daerah sini ada sekitar 200 gerobak yang turun ke jalan,“ ujarnya. Kebanyakan adalah orang-orang musiman yang datang dari kampung mendekati Lebaran. “Mereka tau tahun lalu rame, trus ikut mangkal disini,“ katanya sambil menghisap dalam-dalam kreteknya.

Sudah tiga tahun Yono turun ke jalanan. Ia masuk Jakarta dua minggu menjelang lebaran hingga malam takbiran. Istrinya Yati, sengaja datang dari kampungnya di Cikarang bersama kedua anaknya. “Anak-anak lagi libur sekolah. Mereka udah biasa kaya gini,“ katanya. Yono sebenarnya berharap bisa melakukan pekerjaan lain. Selain karena penghasilannya kecil, ia sebenarnya malu. “Saya sebenarnya malu turun ke jalan, ya karena keadaan aja. Anak-anak butuh salinan (baju) buat lebaran nanti,“ ujarnya sambil mengusir nyamuk dari ke dua wajah anaknya. Ia beserta ratusan pemulung lainnya berharap banyak yang memberi sedekah mendekati Lebaran ini. “Sekarang saya cuma ngarepin malam takbiran aja. Besoknya baru saya pulang ke kampung,“ ujarnya menerawang, mengamati jalanan yang berangsur-angsur kosong.

4 comments:

  1. G juga bingung, klo mendekati lebaran di depan slipi jaya sana banyak gembel + gerobak sepanjang jalan tidur disana.

    Tapi sebelum dan sesudah lebaran enggak ada! kenapa yah ? hahaha 7 tahun g diJakarta masih lom ke Jawab hahaha

    ReplyDelete
  2. Di koran malah dikatakan pengemis2 bisa dapet 4 juta seminggu tuh yang berkeliaran di daerah Pondok Indah....ck ck ck...makanya susah diberantas.

    ReplyDelete
  3. hai satelite..lam kenal ya :)
    iya..gua juga kadang gak ngerti..mesti kasian or mesti sebel. kalo liat keadaanya kadang miris sendiri..tapi kalo dipikir2 emang dia gak bisa kerja..kan badannya masih kuat.
    yahh..tapi gak tau deh..pikiran gua gak sampe ke sana hehe.. :P
    berdoa aja supaya nasib mereka bisa lebih baik.. :)

    ReplyDelete
  4. Hi Bek ... mampir yaa
    Hmm, comment soal 'mereka' mungkin rada susah, tergantung dari kacamata mana kita liatnya ...
    Tapi kalo menurut ogut, mereka memang mestinya ditertibkan dan disejahterakan oleh pemerintah ...
    jadi Jakarta ga sampe identik dengan 'peminta2 dan peminta2 musiman' gitu ...
    :)

    ReplyDelete