Wednesday, October 03, 2007

Never Give Up

Semalem sempet keluar sama “Boss” dan beberapa temen kantor, kita “nongkrong” di salah satu bar kecil di daerah Bukit Timah. Sambil minum “Beer” dan maen billiard kita ngobrol-ngobrol tentang “hidup” dan “pekerjaan”. Nggak lama kita duduk di sana, temennya bossku dateng dan langsung ikutan gabung dengan kita (orang Inggris). Setelah diperkenalkan, ternyata dia adalah salah satu klien besar kantor tempat aku kerja. Jabatannya udah tinggi, tapi penampilannya sederhana dan orangnya juga “ramah” jadi enak diajak ngobrol. Dia punya anak 4 (semuanya laki-laki), dan oleh perusahaannya dia dikasih tempat tinggal di daerah Tanglin (tempat tinggal orang kaya di Singapore) mungkin lebih dari 10 ribu dollar biaya sewanya satu bulan. Bisa kebayang nggak sih berapa “gaji” nya dia satu bulan…ckk…ckk…ckkkk…. pastinya jauh lebih tinggi dari harga sewa rumahnya. Dan dapet bocoran dari bossku, bonusnya aja satu tahun sekitar 100 ribu poundsterling ….gubrak…..gubrak…..gubrak……(jatuh 3 kali)….he…hik… he…hik…. he…hik….

Setelah ngobrol beberapa lama, akhirnya aku tahu kalau awalnya dia kerja dari “bawah” dan karena kepintaran dan kerajinanya dia bisa jadi seperti sekarang ini. Dan yang bikin aku “salut” lagi, dia tuh cuma lulusan “SMA” doang tapi bisa jadi “orang besar” kaya sekarang. Dia kasih kita tips, kita tuh mesti “berani” keluarin “pendapat” nggak usah malu kalau pendapat kita tuh “beda” sama orang lain. Jangan pernah berhenti “bicara” maksudnya berani ngomong kalau ketemu orang (jadi bisa punya temen banyak) siapa tahu nantinya orang yang “pernah” kita ajak bicara bisa menolong kita. Berani ambil “kesempatan” keluar dari “comfort zone” kita dan belajar sesuatu yang baru. Dan yang paling penting dia bilang, kita mesti ada di tempat yang “tepat” pada waktu yang “tepat” juga. Seneng juga dapet ketemu orang kaya gini, bisa menambah semangatku untuk “ngadepin” “hidup” dan “pekerjaan” ku.

Boss ku juga cerita, waktu dia masih muda lagi cari kerja. Dia pernah dipanggil sama salah satu perusahaan untuk “interview”, tapi akhirnya dia di “tolak” karena dianggap kurang cocok dengan lowongan yang ada. Akhirnya dengan perasaan “kesel” dia keluar dari kantor tersebut, trus karena “kebelet pipis” dia masuk ke toilet. Waktu dia lagi pipis, ada seorang laki-laki dengan pakaian rapi juga lagi pipis di sana. Orang tadi nanya, kenapa muka kamu kelihatan tidak senang. Bossku jawab kalau dia baru saja di tolak untuk bekerja di perusahaan ini padahal dia sanggup mengerjakan pekerjaan yang mereka tawarkan. Orang itu nanya lagi, kamu sungguh-sungguh mau kerja dan di jawab kalau saya nggak mau kerja ngapain saya dateng ke sini. Akhirnya bossku diajak masuk lagi ke kantor tempat interview tadi, dan akhirnya dapet kerjaan yang dia mau. Ternyata orang tadi adalah salah satu CEO dari perusahaan tersebut………apakah ini suatu kebetulan ??????? Coba bayangin kalau bossku pipis trus nggak mau jawab pertanyaan orang tadi…..pasti dia nggak dapet kerjaan itu dan nggak bisa jadi seperti sekarang ini. Jangan pernah “menyerah” kawan………………………….

6 comments:

  1. Rejeki emang enggak bakalan kemana2 hehehe :)

    ReplyDelete
  2. Iya, setuju banget,memang komunikasi ama orang itu penting.

    Ada jga yg tipikalnya, "ih ada bos.. menghindar ah.. khan ga enak hati kalo ngobrol ama bos.."
    Nah itu dia tuh yg harus diilangin.
    Harusnya sebaliknya, malah dihampiri, at least say hi.
    ;)

    ReplyDelete
  3. very inspiring story nih ko Santo :)

    ReplyDelete
  4. Wah iya betul, very inspiring nih.
    Thanks for sharing ya...

    Salam kenal.. :)

    ReplyDelete
  5. @pitshu
    setubuhhh,...namana rejeki,..tiap orang pasti ada rejekina asal mo usaha

    @sakura
    iya,.. tapi paling sebel kalo ada orang nyang ngubrul ma boss gara-gara mo jilat pantat

    @acia
    smogah acia tambah semangat mengejar impian,..ciayooo!

    @arman
    met kenal jugahhhh

    ReplyDelete
  6. Ooo, jadi gitu ya caranya? iya deh coba mulai besok gw praktekin, saban pipis gw bakalan coba pasang tampang gak seneng, mana tau ada yang nanya :D

    ReplyDelete