Monday, February 18, 2008

Mengapa Saya?

Pendeta kami, Ayub Yahya menulis satu artikel sbb :

Arthur Ashe, petenis berkulit hitam asal Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; Amerika Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975). Tahun 1979 ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi by pass. Setelah dua kali operasi, bukannnya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi virus HIV melalui transfusi darah.

Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya, “Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?” Ashe menjawab, “Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis, di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5.000 mencapai turnamen grand slam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang di semi final, dua orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, “Mengapa Saya?” Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, sudah seharusnya saya pun tidak bertanya kepada Tuhan, “Mengapa Saya?”

Sadar atau tidak, kerap kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; keberhasilan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan – kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan. Ashe, seperti juga Ayub dalam bacaan kita, tidak demikian. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup menekan berat. (AYA).

Ketika menerima sesuatu yang buruk,
ingatlah saat-saat ketika kita menerima yang baik.

5 comments:

  1. thanks for sharing this nice article :) GBu

    ReplyDelete
  2. Permisi..numpang komen ^^

    Artikel yang menguatkan. Kadang emang menyalahkan Tuhan di saat-saat yang sulit.Segala sesuatu terjadi bukan karena kebetulan, tapi there is always a reason. ^^
    GBU...

    salam kenal ^^
    ----------------------------------
    To the world you may one person, but to one person you may the world

    ReplyDelete
  3. huahhhh... cocok buat pitshu hahahaha :)

    tapi bek klo yang baiknya terlihat sedikit dari pada yang ga baiknya gemana :((

    ReplyDelete
  4. nice words.. :)
    keknya udah pernah baca dulu, tp baca lagi jadi mengingatkan lagi..emang kita harus sering2 diingatkan ya, spy gak lupa :)

    ReplyDelete
  5. hai...pembaca baru nih :D

    ayub yahya?
    itu kan pendeta di gereja aku...dulu...sebelum dia pindah pelayanan......
    :D

    salam kenal, bebek :D

    ReplyDelete