Sungai-sungai besar di setiap benua mengering dan terancam kekurangan pasokan air. Demikian laporan organisasi lingkungan yang bermarkas di Swiss World Wide Fund (WWF). Perubahan iklim, polusi, serta pengambilan air berlebihan untuk pertanian dan bendungan adalah sejumlah alasan mengapa sumber air berharga itu tidak dapat diandalkan lebih lama lagi. Hasil pemantauan tersebut disusun dalam laporan berjudul "10 Sungai Besar di Dunia Berada dalam Bahaya".
"Seluruh sungai-sungai dalam laporan itu merupakan simbol dari krisis air segar yang telah diperlihatkan selama bertahun-tahun, namun peringatan itu deterima telinga-telinga yang tuli," kata Direktur Sumber Daya Air WWF, James Pittock. Dia mengatakan, pemerintah dan pelaku industri perlu untuk menempatkan permasalahan tersebut dalam agenda internasional dalam perencanaan program pencegahan dampak perubahan iklim.
Sungai yang masuk dalam daftar itu antara lain Yangtze, Mekong, Salween, Gangga, dan Indus. Sungai Danube di Eropa termasuk di dalamnya bersama dengan La Plata dan Rio Grande di Amerika, Sungai Nil di Afrika, dan Sungai Murray-Darling di Australia.
Dalam laporan tersebut, WWF menyeru pemerintah untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi sungai-sungai tersebut dan meratifikasi Konvensi Air PBB. Menurut Pittcock, krisis air segar jauh lebih besar daripada masalah yang dihadapi 10 sungai dalam laporan itu.
"Kita harus mengubah cara pandang kita sekarang atau membayar akibatnya di masa mendatang yang tidak terlalu lama lagi,".
No comments:
Post a Comment