Kita ikut kebaktian jam 11 seperti biasa, dan seperti biasa juga kebaktian ke dua ini penuh sesak. Ruangan chapel kita memang terasa terlalu kecil sekarang nggak seperti dulu waktu aku baru pertama kali dateng ke gereja ini (6 tahun yang lalu). Kebanyakan jemaat yang bergereja di sini adalah “mahasiswa” atau “pelajar”, menurut catatan badan pengurus sekitar 60 persen dari total jemaat adalah para pemuda yang masih sekolah atau baru lulus dan mulai bekerja di sini. Kalau begini berarti makin banyak orang Indonesia yang sekolah di Singapura, yang jadi pertanyaan kenapa mereka lebih memilih sekolah di sini yang “konon” orang bilang “mahal” banget. Apakah kualitas guru atau sekolah di Negara kita sudah sedemikian “bobrok” nya sampai orang nggak mau lagi sekolah kalau nggak terpaksa (karena nggak punya uang untuk sekolah ke luar negri).
Ironis memang, naiknya biaya pendidikan di Negara kita ternyata tidak diikuti dengan peningkatan kualitas guru dan kurikulum. Padahal kalau aku lihat di sini, biaya sekolah tuh jauh lebih murah dibandingkan dengan di Negara kita. Kalaupun ada juga yang mahal, tetapi kualitas lulusannya memang diakui oleh banyak perusahaan besar dan biasanya sebelum lulus mereka tuh sudah di “pesan”. Udah gitu di sini banyak program “beasiswa”, jadi buat mereka yang memang pinter nggak perlu takut untuk sekolah karena ada yang bayarin, malah kadang dikasih uang saku juga setiap bulannya. Kaya salah seorang keponakanku, dia dapet beasiswa dari salah satu sekolah di sini. Dia bilang setelah lulus dari sekolah yang dia ambil sekarang (setingkat SMA) kalau nilainya bagus akan dapet beasiswa terusan untuk ke universitas. Kapan yah Negara kita bisa kaya begini……. ??????
No comments:
Post a Comment