Saturday, October 07, 2006
"Asap"
Asap …… asap ……. asap …. Dimana-mana asap, Singapura lagi “berkabut” tapi bukan kabut kaya di puncak yang seger, kabut yang ini bikin mata pedes dan tenggorokan jadi gatel. Pollutan Standards Index (PSI) level sudah mencapai 126 PSI (maksimum 100 PSI), banyak orang yang datang ke rumah sakit untuk berobat karena batuk-batuk dan sesak nafas. Pembakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan berdampak negatif bagi Negara yang ada di sekitarnya. Malaysia dan Singapura sudah menjadi langganan asap yang dateng dari hutan-hutan Indonesia yang katanya “terbakar” bukan “dibakar”.
Banyak pengusaha-pengusaha “nakal” yang nggak mau keluar duit untuk nebangin pohon atau ngebersihin semak belukar di tanah yang ingin dibangun atau tanam sesuatu, cara yang paling murah untuk itu adalah di bakar saja. Cuma beli bensin atau minyak tanah yang harganya nggak mahal, trus nyalain apinya dan teriak ……. kebakaran …….. kebakaran …. kebakaran ….. gampangkan.
Ironisnya, pemerintah sepertinya nggak perduli dengan itu semua. Setiap tahun pembakaran ini terjadi, tetapi setiap tahun juga pemerintah selalu coba untuk menutup-nutupi kebenaran yang ada. Paling satu atau dua yang di tangkap, trus di siarin di televisi atau di koran-koran kalau pemerintah sudah “berhasil” menangkap pelaku pembakarannya. Padahal yang di tangkep tuh para pemain kecil yang nggak sanggup bayar “jatah” buat pemerintah setempat untuk tutup mulut, sementara para pemain besarnya bebas berkeliaran.
Biasanya orang tuh maunya berubah dari kurang baik menjadi lebih baik, tapi ini malah berubah dari tidak baik menjadi semakin buruk ……… gimana yah cara ngebetulinnya …….. ????????
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment