Friday, October 13, 2006

"Speak With Confidence"

Hari ini aku nggak kerja, ada “kursus” satu hari tentang “Speaking With Confidence”. Ngaak semua orang di kirim untuk pergi kursus, mulanya aku ngerasa nggak nyaman dan berpikiran, jadi selama ini management pikir aku nggak confident kalau ngomong. Aku memang sadar kalau bahasa Inggrisku tuh nggak bagus, tapi selama 5 tahun ini aku nggak ada masalah dalam komunikasi baik dengan “client” atau dengan “superintendent” ku yang ada di kantor pusat.

Tapi setelah aku sampai ketempat kursus di NTUC Building deket sama Hotel Rendevous di Prinsep Street (terlambat 25 menit …he…he…he…), dan dengerin si pembicaranya ngomong aku mulai tertarik akan tema yang dia bawakan. Pembicara ini adalah seorang keturunan India, Stanis Benjamin namanya. Dia pernah juara 1 di “Toastmasters Champion” di South East Asia katagori “Humour Speech”, juara ke dua pada “International Speech Contest” dan dia juga pernah mendapat penghargaan “Outstanding Toastmaster of The Year” dari Toastmasters Club.

Menurut dia, masalah sebagian besar orang untuk bicara di depan umum itu adalah “Fear”. Takut akan jadi pusat perhatian, di tertawakan, terlihat bodoh dan kendala bahasa adalah masalah yang paling banyak di rasakan orang, sehingga pada akhirnya membuat jadi “tidak percaya diri”. Kalau sudah begini yah susah buat orang untuk mulai bicara di depan umum, karena di otaknya tuh sudah terekam semua ketakutan itu. Dia juga kasih “tips” untuk mengontrol rasa takut itu, misalnya berpikir positif, persiapan yang baik, menyadari kalau takut untuk bicara di depan umum itu “wajar”, awali dengan bicara tentang hal yang kamu ketahui bisa menambah rasa percaya diri. Posisi badan kita juga menjadi salah satu kunci sukses, posisi yang tidak benar mengundang perhatian dari “audience” dan dapat membuat kita jadi serba salah karena semua mata tertuju pada kita. Tekanan suara pada setiap kata juga penting, kalau suara kita datar saja dari awal samapi akhir, orang yang mendengarkan juga bisa bosen. Tetapi menurut Stanis, satu hal yang paling penting adalah “Humour”, bukan sembarang humour tetapi usahakan humour yang berkaitan dengan topik yang sedang di bahas.

Pada awal “session” kita di suruh maju untuk ngomong tentang apa saja selama 5 menit, setelah selesai juga kita di suruh untuk bicara lagi. Dan ternyata benar, aku ngerasa beda setelah aku mempraktekkan semua yang di ajarkan oleh Stanis. Aku bisa lebih relaks dan malah cenderung enjoy dengan apa yang aku omongin. Memang benar yah, sesuatu tuh kalau di lakukan dengan cara yang benar hasilnya juga akan bagus, kita sebenarnya cuma perlu tahu caranya, belajar dan terus belajar sampai akhirnya kita menjadi “ahli”.

2 comments:

  1. Hаve you eѵer considеred wrіting аn e-book or gueѕt authoring on οther
    blogs? I hаve a blog basеd upοn οn thе sаme tоpics уou ԁiscuѕs and wοuld reаlly lіke to have you sharе somе
    stories/informatiоn. Ӏ know my audiеnce would аppreciate youг ωοrκ.
    ӏf уou arе even remotely іnterested, feel free to shοot me
    аn e-mаil.

    Here is my homepage ... best way to get taller naturally

    ReplyDelete
  2. Greetings from Idaho! I'm bored to death at work so I decided to browse your website on my iphone during lunch break. I enjoy the information you present here and can't wait to takе a look when I get home.

    I'm surprised at how fast your blog loaded on my mobile .. I'm not
    even using WIFI, just 3G .. Αnyhow, good blog!


    My page :: simple wood projects

    ReplyDelete