Baca di koran kemarin pagi, ada cerita tentang orang tua yang ditipu sama anak kandungnya sendiri. Ibu ini sudah berumur lebih dari tujuh puluh tahun, anaknya berumur 30 lebih. Mereka berdua pergi ke Batam (Indonesia) untuk mengunjungi saudaranya sekalian “makan angin” (liburan, bahasa Melayu). Waktu kembali ke Singapura, si anak kasih bungkusan kecil ke ibunya dan bilang jangan di buka kalau belum sampai di rumah. Sekitar jam 10 malam mereka sampai di Hourbour Front (ferry terminal), waktu mereka mau keluar dari ferry terminal salah seorang petugas “bea cukai” yang berada di bagian pemerikasaan tas menahan mereka. Melalui layar computer petugas melihat bungkusan yang mencurigakan ada di dalam tas si anak, begitu di periksa ternyata ada satu bungkus (sekitar 400 butir) pil “subutex” yang dilarang peredarannya di Singapura. Si ibu juga ikut di tahan, karena bungkusan yang diberikan oleh anaknya tersebut ternyata berisi pil yang sama.
Subutex “dulu” dipakai untuk theraphy orang-orang yang “drug addict” di Singapura, tetapi belakangan pemakaian obat tersebut disalahgunakan oleh banyak orang di sini. Akhirnya pemerintah mengeluarkan peraturan, kalau pemakaian subutex dilarang di Singapura, tetapi kalau ada alasan yang kuat dari dokter obat ini masih bisa digunakan. Pengaruh subutex hampir sama dengan pil extacy, orang yang meminumnya akan “fly”, “happy” dan katanya jadi sangat energetik kalau mendengar musik bernada ceria (disko) ….ini katanya lho….he..he…he…aku sendiri nggak pernah nyoba……mereka bisa lompat-lompat ngikutin suara musiknya semaleman….bayangin dari mana yah tenaganya…..?????
Ibu yang ditipu oleh anaknya tersebut akhirnya dilepaskan karena terbukti tidak bersalah, tetapi anaknya ditangkap dan akan perkaranya akan diproses di pengadilan Singapura. Kemungkinan si anak akan mendapat hukuman penjara yang panjang, Singapura tidak main-main dengan kejahatan seperti ini. Tetapi yang mengharukan adalah pernyataan si ibu waktu diwawancarai oleh para wartawan. Dia bilang, “apapun yang sudah dilakukan anaknya terhadap dia, akan diterima sebagai suatu kekhilafan. Saya akan tetap menyayangi dan mendoakan dia setiap hari sampai akhir hidup saya”.
“Kasih ibu sepanjang jalan, Kasih anak sepanjang penggalan”
No comments:
Post a Comment