Seminggu setelah pesawat Adam Air hilang, aparat pemerintah dan sukarelawan yang membantu pencarian pesawat dan 102 penumpangnya, seperti kehilangan semangat untuk meneruskan pencarian. Pencarian yang di fokuskan di pulau Sulawesi dan perairan di sekitarnya, mencakup area sebesar 10 ribu kilometer persegi. Cuaca yang buruk, medan pegunungan yang sulit di lalui dan juga hutan belantara yang mengelilingi daerah yang “diduga” merupakan tempat jatuhnya pesawat tersebut, makin mempersulit usaha untuk menemukan pesawat yang hilang tersebut. Selain itu juga komunikasi yang “buruk” antar “aparat” yang terkait merupakan “ganjalan” terbesar dan memalukan buat pemerintah Indonesia.
Pihak keluarga dari para penumpang yang hilang “marah” besar, mereka mendengar berita dari “aparat” yang mengatakan sudah ditemukan beberapa orang yang selamat di daerah pegunungan di sebelah Selatan Sulawesi. Setelah di pertanyakan kebenarannya, ternyata berita ini adalah salah.
Pencarian ini melibatkan lebih dari 2700 orang (polisi, ABRI dan sukarelawan), 6 kapal angkatan laut, bebrapa pesawat dan juga kapal dari US navy oceanographic akan datang dan membantu pencarian. Tetapi sebagian besar dari keluarga penumpang mengatakan kalau kemungkinan untuk ditemukan dalam keadaan hidup sangat kecil sekali.
Wakil presiden Yusuf Kalla mengatakan, pencarian akan terus dilakukan sampai pesawat tersebut ditemukan dan pemerintah akan menanggung semua biayanya. Biasanya aparat pemerintah akan melakukan pencarian selama satu minggu setelah “musibah” terjadi, tetapi ini bisa diperpanjang kalau ada petunjuk baru dan akurat untuk menemukan penumpang yang bisa diselamatkan.
Kecelakaan atau musibah baik di laut dan udara adalah “biasa” buat Indonesia yang memiliki ribuan pulau, yang bergantung pada transportasi udara dan laut. Tetapi dengan system yang baik dan peraturan yang tegas aku rasa “resiko untuk terjadi musibah” dapat di kurangi, masalahnya “mampukah” pemerintah melakukannya …..???????
No comments:
Post a Comment