"Potret Jakarta"

Semalem sampe Jakarta sekitar jam 8 malem, di jemput sama adiknya Lita yang mau “merit” hari Minggu ini. Turun dari pesawat udah berasa “asing” dengan suasana di sana, lampu-lampunya pada suram jadi kesannya kaya ada di warung “remang-remang” gitu he…he…he…. Tapi apa mau di kata, ini adalah wajah asli Bandara Jakarta (Indonesia) tanah tumpah darahku.

Berusaha untuk bangga akan Negara kita memang nggak “gampang”, soalnya tadi kita lihat ada satu orang penumpang yang kena “tangkep” oleh petugas bea cukai. Nggak jelas karena bawa apaan, tapi yang pasti orang ini bawa 3 tas besar. Didalam kantor kecil dekat pintu keluar, orang itu di suruh masuk, nggak tahu lupa atau terlalu seneng dapet “mangsa” empuk tuh pintu lupa di tutup. Semua kejadian di dalam jadi tontonan orang yang pada mau keluar, tawar menawar harga pun terjadi di sana. Tanpa rasa “malu” atau “minder” para “petugas” utusan Negara melakukan “transaksi”, bener-bener sebel ngeliat cara mereka “tertawa” setelah orang tadi setuju dengan “harga” yang harus di bayar, trus ngeluari “duit” dan langsung cabut. Lita bilang, gimana Negara mau maju kalau “aparat” yang harusnya memberikan contoh yang baik malah melakukan “praktek” kaya begini.

Hari pertama di Jakarta, jam 12 siang Lita sama mami, cici dan Ii nya mau keluar untuk beli baju buat acara pesta hari Minggu. Samuel nggak ada yang jagain, dari pada ikutan nganterin mereka cari pakaian mendingan aku menawarkan diri untuk jagain Samuel….he…..he…..he…….. (udah kebayang deh gimana kejadiannya kalau “serombongan” perempuan pada belanja….hiyy…serem). Mendingan aku maen sama Samuel di rumah bisa sambil istirahat, lagian aku kan kangen sama dia.

Mereka pulang belanja sekitar jam 5 sore, aku di beliin “Mie Ayam” gang Kelinci. Enak juga, saking lapernya aku makan dua bungkus. Nggak tahunya yang satu bungkus tuh jatahnya Lita, jadi malu…he…he…he…Doyan apa rakus yah…..