Tuesday, December 19, 2006

"Sunat"

Belakangan ini di Singapura aparat pemerintahnya lagi sibuk menggalakkan program “safe sex”. Pendidikan tentang sex di usulkan untuk masuk di dalam kurikulum sekolah, malah sampai ada juga beberapa program di televisi yang menayangkan seputar bahaya sex bebas. Selidik punya selidik, ternyata semua ini ada pemicunya. Dari laporan yang di keluarkan salah satu yayasan (perkumpulan) yang memantau penyebaran AIDS di Singapura, di temukan fakta kalau penderitanya bertambah dengan cepat. Sebagian besar penderita “baru” yang tercatat berusia muda (18-26 tahun), hal ini membuat pemerintah khawatir dan berusaha mengambil langkah-langkah untuk mencegah bertambahnya penderita.

Dari salah satu “website” yang aku baca, di tulis bahwa “sunat” atau “khitan” dapat mencegah penularan AIDS. Penelitian yang dilakukan National Health Institute (NIH) di Kenya dan Uganda menunjukkan, sunat terbukti menurunkan resiko penularan virus HIV sekitar 50 persen. Penelitian tersebut melibatkan 2.784 pria yang terbukti tidak terkena HIV di Kisumu, Kenya dan 4.996 pria yang juga negative HIV di Rakai, Uganda. Sebagian dari pria-pria tersebut di sunat dan sebagian lagi tidak.

Setelah dua tahun di amati, data yang di catat NIH dan Safety Monitoring Board telah menunjukkan penurunan resiko penularan HIV pada pria yang di sunat di Kenya sebesar 53 persen dan 48 persen di Uganda. Namun NIH memutuskan untuk menghentikan penelitian yang seharusnya berakhir masing-masing Juli dan September 2007 dengan pertimbangan tidak “etis”, sebab secara sengaja meminta pria yang menjadi sample control untuk tidak di sunat.


Kesimpulan serupa sebenarnya telah ditemukan sejak akhir 1980-an. Uji klinis missal yang melibatkan sekitar 3.000 responden di Afrika Selatan setahun yang lalu juga menyimpulkan bahwa sunat menurunkan resiko penularan virus HIV hingga 60 persen. Namun, hubungan antara kesimpulan akhir NIH sebagai salah satu lembaga penelitian paling terpercaya sangat di tunggu-tunggu banyak peneliti di seluruh dunia. Dr. Anthony Fauci, pakar AIDS yang juga direktur Institute Alergi dan Penyakit Infeksi Nasional, NIH menyatakan bahwa bukan saja sunat dapat menurunkan resiko penularan AIDS, sunat juga bisa mencegah ratusan bahkan ribuan penularan berbagai jenis infeksi. Tapi dia juga menambahkan, sunat bukan cara mencegah yang terbaik. Pria yang di sunat semestinya juga tetap memakai “kondom” dan tidak melakukan kegiatan yang beresiko tertular penyakit. Sebab sunat tidak mencegah virus melalui jarum suntik atau sex anal. Tidak dapat dipungkiri kalau adopsi sunat secara luas akan menurunkan potensi penularan HIV beberapa tahun ke depan.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) berencana menggelar pertemuan internasional tahun depan untuk mendiskusikan hasil penelitian ini dan cara menerjemahkannya ke dalam kebijakan untuk mempromosikan sunat atau khitan ke seluruh dunia. Misalnya, dengan melatih tenaga medis lebih baik dan mendidik masyarakat agar sadar untuk sunat.

No comments:

Post a Comment