Monday, September 25, 2006

An Amazing Love Story

Ada seorang pria (John) berjumpa dengan seorang wanita (Maria) di sebuah pesta. Maria adalah seorang wanita yang cantik sekali, sampai-sampai banyak sekali laki-laki yang berusaha mendekatinya. Sementara John adalah seorang pria yang biasa-biasa saja, tidak ada yang memperhatikan dia. Waktu pestanya selesai, John mengundang Maria untuk minum kopi, Maria terkejut sekali tetapi karena tidak mau mengecewakan maka dia terima ajakan tersebut.

Mereka pergi ke sebuah kedai kopi di pinggiran kota, John terlalu malu untuk memulai pembicaraan, Maria juga merasa tidak nyaman dan dia berharap John akan membiarkan dia pulang. Tiba-tiba John memanggil seorang “waiter” dan berkata dengan suara keras, bolehkah saya minta “garam” ??? Saya mau campur dengan kopi saya katanya. Semua orang yang berada di dekat meja mereka menoleh, aneh …….. !
Muka John berubah merah, tetapi dia masih menaruh “garam” itu ke dalam cangkir kopinya lalu meminumnya. Maria bertanya, kenapa kamu punya hobi seperti ini ??? John menjawab, waktu saya masih kecil, saya tinggal dekat dengan laut. Saya suka bermain di pinggiran pantai, dan merasakan asinnya air laut sama seperti rasa asin kopi ini. Dia menjelaskan, sekarang setiap kali merasakan kopi yang asin, dia teringat akan masa kecilnya dan dia rindu akan keluarga yang sekarang masih tinggal di sana. Sambil bercerita, matanya berkaca-kaca ……….. Maria jadi ikut terharu.

John menumpahkan isi hatinya. Maria berpikir, seorang laki-laki yang dapat bercerita tentang kerinduannya akan kampung halaman, dia pasti seseorang yang mencintai dan peduli terhadap keluarganya. Lalu Maria juga mulai bercerita tentang kampung halaman, masa kecil dan keluarganya. Ini merupakan pertemuan yang menyenangkan.

Hubungan mereka berlanjut, Maria merasakan, sebenarnya John adalah seorang laki-laki yang di impikannya. Dia pengertian, punya hati yang lembut, hangat dan selalu hati-hati dalam mengambil tindakan. Menurut Maria, John sangat baik tetapi dia hampir kehilangan kesempatan untuk bersama dengan dia. Terima kasih untuk kopi yang asin …..

Akhirnya mereka menikah, dan hidup bahagia. Maria selalu ingat, setiap membuatkan kopi untuk suaminya dia selalu membubuhi garam ke dalam cangkirnya karena Maria tahu John menyukainya.

Empat puluh tahun berlalu, John meninggal dunia, sebelum meninggal dia menulis sebuah surat untuk Maria istrinya. Maria membuka amplop surat itu dan membacanya di warung kopi tempat pertama kali mereka bertemu :

“ Istriku, maafkan saya, maafkan kebohongan saya selama ini. Cuma satu kebohongan yang pernah saya katakan kepadamu ……… “kopi yang asin”. Ingat waktu pertama kali kita berbicara di warung kopi di pinggiran kota ?? Saya begitu “gugup”, sebenarnya saya ingin meminta “gula” tetapi saya malah meminta “garam”. Perasaan malu membuat saya tidak mau mengkoreksi perkataan saya, dan saya tidak pernah berpikir kalau itu yang membuat kita menjadi akrab. Saya berusaha berkali-kali untuk menyudahi kebohongan itu, tapi saya terlalu takut untuk melakukannya karena saya sudah berjanji tidak akan pernah berbohong sekalipun kepadamu.
Saya sudah akan mati, jadi tidak ada yang saya takutkan lagi untuk mengatakan yang sejujurnya ………. Saya tidak suka kopi yang asin, rasanya tidak enak ……… tetapi selama hidup, aku selalu minum kopi yang asin itu …… !
Semenjak saya mengenal kamu, tidak sekalipun saya menyesali semua yang sudah saya perbuat buat kamu. Keberadaan kamu adalah kebahagian terbesar dalam hidup saya. Kalau saya mendapat kesempatan kedua untuk hidup, tetap saya ingin mengenal dan mendapatkan kamu sebagai pendamping hidup saya, meskipun saya harus meminum kopi yang asin itu lagi”.

Maria menangis, sampai surat itu basah oleh air matanya. Tiba-tiba ada seorang “waiter” bertanya, apa rasanya kopi yang di bubuhi garam ???? Manis jawabnya…….


Cinta bukan untuk “melupakan”, tetapi utuk “memaafkan”, bukan untuk “melihat” tetapi untuk “mengerti”, bukan cuma untuk “mendengar”lalu melupakannya, tetapi “mendengarkan” dan melakukannya, bukan untuk “melepaskan” tetapi untuk “bertahan”. Jangan pernah meninggalkan orang yang kamu “cintai” untuk orang yang kamu “sukai”, karena seorang yang kamu “sukai” akan meninggalkan kamu untuk orang yang dia “cintai”.

No comments:

Post a Comment