Seperti biasa pagi ini kita kepasar untuk belanja, besok ada pesanan “nasi bungkus” untuk orang gereja. Banyak bener belanjaan yang musti di beli, sampai gantungannya juga nggak muat lagi. Masih ada beberapa barang yang belum di beli, kita berencana besok pagi ke pasar lagi. Habis minum teh dan sarapan di pasar kita pulang, tapi belum keluar dari pasar, roda depan “gerobak” kita copot. Aku berusaha betulin, tapi nggak bisa. Malah barang belanjaan banyak, gerobaknya nggak bisa jalan. Sedih campur sebel, Lita coba beli gerobak yang baru tapi tokonya belum buka. Bingung gimana cara bawa belanjaan segitu banyak pulang ke rumah. Untungnya cuma satu roda depan yang rusak, jadi masih bisa di tarik (nggak bisa di dorong). Akhirnya sebagian barang di “tenteng” Lita dan gerobaknya aku tarik mundur sampai ke rumah. Orang-orang yang ketemu kita dalam perjalanan pulang pada ngeliatin dengan muka bingung, gerobaknya kok bukannya di dorong maju malah di tarik mundur. Mungkin si “gerobak” udah cape, 2 tahunan dia menolong kita bawain barang belanjaan kalau kita ke pasar. Dari mulai waktu kita tinggal di “Lake Side” sampai kita pindah ke “Bukit Batok” ini. Terima kasih yah “gerobak” atas pertolanganmu dan selamat tinggal aku ucapkan……….. hik….. hik….hik…… *nangis*
Pulang dari pasar langsung mandi, mau main bulutangkis sama temen gereja. Lita juga ikutan, dia udah janjian sama istrinya temenku mau “jogging” katanya. Ternyata bukannya jogging eh malah ngerumpi di pinggir lapangan. Biasa deh kalau perempuan udah kumpul. Pulangnya kita mampir ke pasar, beli “gerobak” baru dan beberapa barang keperluan besok. Gerobak kita yang baru warnanya merah, mudah-mudahan yang ini juga bisa tahan lama nggak cepet rusak. Selamat dateng gerobak baru………
No comments:
Post a Comment