Friday, September 15, 2006
Jumat, 15 September 2006
Hujan deras sekali di “Jurong Island”, dingin banget deh suasana di dalam labotoriumku. Waktu berangkat kerja cuaca memang sudah mendung, tapi aku nggak kepikiran sampai hujan lebat kaya begini udah gitu lama lagi. Biasanya kalau hujan, sampel yang masuk ke “lab” tuh sedikit sekali, karena “surveyor” nggak boleh “sampling” baik di “Ship” ( kapal) ataupun di “Shore” (darat/tank farm). Alasan “safety”, misalnya takut kena “petir”, namanya juga di tempat terbuka, jadi kemungkinan “kesamber”nya besar sekali. Juga alasan “teknis”, kalau air hujan masuk ke dalam “oil” sampel, akan ada reaksi yang dapat merubah “kualitas” sampel menjadi tidak baik. Apalagi untuk “Fuel Oil” (minyak hitam), kalau sudah “kemasukkan” air sulit sekali untuk di pisahkan, sampai kadang butuh penambahan bahan kimia untuk menghilangkannya. Air hujan sifatnya “korosif”, jadi bisa menimbulkan karat, mangkanya sekarang sudah banyak kapal minyak (tanker) dan tanki-tanki minyak (tank farm) di darat yang menggunakan “stainless steel” udah gitu di lapisin lagi sama “Teflon” untuk menghindari pembentukan karat. Nggak Cuma air hujan sih yang bikin karat, tapi ada “senyawa kimia” lain yang bisa bikin begitu, salah satu contohnya adalah “sulphur”. Jadi dari pada kapalnya tenggelam di tengah laut karena karatan, terus bolong dan air laut masuk, perusahaan yang bergerak di bidang ini rela ngeluarin “jutaan dollar” untuk “melindungi” kapal dan tanki mereka dengan bahan yang “tahan karat”.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment