Seperti biasa jam 7 lewat 5 menit kita berangkat nganterin makanan, mamiku sama Minah masih di bawah blok (rumah) kita , lagi olah raga. Sekarang mamiku sudah “rutin” lagi olah raga, karena ada Minah yang nemenin. Di bawah blokku ada tempat untuk olah raga yang sengaja di bangun oleh pemerintah, ada kurang lebih 6 alat olah raga disana yang bentuk dan kegunaannya seperti yang ada di “gymnasium” modern. Memang nggak sebagus yang di “gym” tapi ok lah dari pada nggak ada sama sekali. Semenjak Minah sakit (operasi) mamiku nggak pernah lagi olah raga di bawah, badannya pada sakit katanya. Padahal dulu waktu baru pertama dateng, dia rajin banget, tiap hari jam 5.30 udah turun kebawah sama Minah untuk olah raga. Aku dan Lita kerja, udah gitu mesti nganterin makanan, jadi nggak bisa nemenin dia untuk olah raga. Seneng rasanya ngelihat mami sudah mulai olah raga lagi, mukanya kelihatan lebih segar dan kakinya yang sakit juga jadi baikan. Olah raga terus yah ……….. caiyooooo
Habis nganterin makanan ke salah satu customer kita, aku duduk nungguin Lita di bawah stasiun kereta (MRT) Bukit Batok. Duduk sambil ngelihatin orang yang berangkat kerja punya “kenikmatan” tersendiri yang susah di lukiskan dengan kata-kata ….he…he..he… (puitis banget). Macem-macem orang dengan pakaian yang beda, model rambut beda, raut muka beda dan gayanya pun beda-beda. Dari mulai yang seksi sampai yang “ancur”, dari mulai anak-anak sampai orang tua, dan masing-masing mereka punya urusannya sendiri-sendiri. Aku rasa kalau di buat “film” tentang keseharian orang-orang yang tinggal di sini, pasti bagus tapi mungkin juga ngebosenin, soalnya semuanya tuh serba “rutin”. Setiap hari aku berangkat kerja, hamper 90 persen orang yang aku ketemu di halte bus atau di stasiun kereta tuh sama. Sampai aku bisa kenal muka mereka, dan mereka juga kenalin aku. Bisa di bayangkan gimana rutinnya orang yang hidup di sini.
Hari ini kerjaan banyak, dari pagi sampai aku mau pulang masih ada kerjaan. Sampai bosen rasanya jawab telepon, udah gitu ada sedikit masalah dengan salah satu "instrument" (alat) untuk mengukur "density" dari sampel minyak hitam (fuel oil) yang masuk ke laboratorium hari ini. Padahal "client" sudah neleponin berkali-kali nanyain hasilnya gimana, sementara aku nggak bisa kasih karena memang belum selesai. Kebayangkan rasanya gimana, di kejar-kejar kerjaan. Untungnya kita ada alat lain yang bisa di pakai untuk mengukur density, tapi aku harus pinjem dari departement yang lain. Untungnya lagi alat itu lagi nggak di pake, jadi aku bisa pinjem sebentar. Pulangnya hampir ketinggalan bus, walaupun cape hari ini tapi besok nggak kerja. Hati rasanya nyaman banget, udah gitu besok rantangan juga libur....... hidup libur.
No comments:
Post a Comment