Saturday, September 30, 2006

Balapan Formula 1

Ajang balap Formula 1 kembali memanas akhir minggu ini, persaingan antara Tim Ferari dan Tim Renault jadi makin seru. Perbedaan jumlah nilai antara Fernando Alonso pembalap andalan tim Renault yang menjadi juara tahun lalu dengan Michael Schumacher pembalap andalan dari tim Ferari yang sudah 7 kali menjuarai balapan Formula 1 ini cuma 2 poin saja. Setelah 15 seri balapan Formula 1 (dari total 18 balapan) yang sudah di selesaikan, Alonso meraih poin 108, sementara Schumacher 106. Persaingan antara ke dua pembalap ini semakin seru pada balapan di China ini. Demikian juga di bidang konstruksi “perang” antara dua tim raksasa ini makin “hot” ,Ferari unggul 3 poin dari Renault (168 : 165). Jadi jangan sampai kelewatan yah nonton balapan Formula 1 di Shanghai International Circuit sekitar jam 2 sore hari Minggu. Babak kualifikasi untuk menentukan urutan start di mulai hari Sabtu pada jam yang sama.



Sedikit cerita tentang circuit ini, di buat di atas tanah seluas 5.3 kilometer persegi. Bentuk dari sirkuit ini berdasarkan huruf cina adalah “Shang” yang artinya tinggi atau di atas. Arsitek yang membangun sirkuit ini adalah Hermann Tilke dan Peter Wahl, mereka juga ikut membangun di Bahrain dan Istanbul. Sirkuit ini sudah dipakai sejak tahun 2004, pada perlombaan pertama pembalap Ferari Rubens Barrichello menang di sana. Tahun berikutnya pembalap Renault Fernando Alonso yang menang, kedua pembalap tersebut start di urutan pertama saat balapan. Panjangnya 5.451 kilometer (3.387 miles), ada 7 belokan kekiri dan 7 belokan kekanan. Tidak seperti sirkuit lain, jalan lurus yang paling panjang tidak terletak di tempat start dan finish, tetapi di tikungan ke 13 menuju tikungan 14. Pada jalur ini pembalap bisa mencapai kecepatan 330 km/h (205 mph) …….. bayangin …… kenceng banget yah ……

Friday, September 29, 2006

Jumat, 29 September 2006

Udah tiga hari ini kerjaan di kantor kaya “pasir di laut” alias banyak banget. Setelah beberapa hari santai, saatnya buat aku untuk kerja keras ngures keringet. Biasanya kalau sudah kebanyakan kerjaan kaya gini, anak buahku yang kerja di laboratorium tuh cenderung untuk bikin kesalahan. Tekanan dari client kita tuh memang berat banget, mereka mau hasil yang cepat dan akurat. Namanya juga client, bisa ngomong bebas dan minta yang bukan-bukan. Kerja di komersial laboratorium yang menawarkan jasa analisa itu memang makan hati, kadang kita terpaksa untuk keluar dari prinsip hidup kita. Mengalah walaupun nggak salah sering aku lakuin, ada bagusnya juga sih, jadi aku lebih bisa mengontrol emosiku. Tapi aku memang “enjoy” kalau kerja di laboratorium, buktinya aku sudah kurang lebih 12 tahun kerja di laboratorium. Satu lagi, perusahaan ini adalah perusahaan pertama aku kerja sampai sekarang, nggak pernah pindah. Kalau di lihat dai sisi ini aku tuh orangnya “loyal” juga yah ..he…he…he…

Pulang kerja langsung kerumah, mau bantuin Minah sama mamiku nyiapin bahan-bahan yang mau di masak besok pagi. Besok kita ada pesanan untuk pesta selametan rumah, lumayan banyak juga masakan yang harus di siapin. Untungnya kita tuh “kompak” jadi pekerjaan yang banyak tuh cepet selesai soalnya di ‘keroyok” ngerjainnya. Ada satu orang temen kantorku yang dateng kerumah tadi, katanya sih dia mau bantuin kita. Dia tuh tertarik untuk jadi investor untuk usaha kita, dia ngajakin untuk ngegedein usaha catering sekaligus buka "warung" gitu. Mungkin tahun depan kita mau mulai “ngegedein” , masih cari-cari tempat yang cocok. Yah di doain aja deh ………

Thursday, September 28, 2006

Kamis, 28 September 2006

Hari ini jam 8 malem ada pertemuan dengan temen-temen gereja, deket rumah sih tempatnya. Di gerejaku ada program “Family Fellowship” (F2), beberapa keluarga yang tinggal berdekatan di buatin kelompok untuk mengadakan pertemuan “reguler” setiap bulan satu kali. Kelompokku ada 6 keluarga, kalau melihat pertemuan pertama kita tadi, aku optimis kelompok kita bisa jalan dengan baik. Kita sudah punya “koordinator” yang tugasnya “ngingetin” anggotanya supaya dateng untuk kumpul. Sebuah kegiatan yang bagus, bisa lebih mengenal satu dengan yang lain dan kita bisa “share” kalau ada apa-apa. Maju terus pantang mundur……….

Lita kasih tahu, kalau di koran ada yang ngebahas tentang usaha rantangan yang ada di Singapura ini. Di sini di panggilnya “Tingkat” mungkin maksudnya rantangnya tingkat-tingkat kali yeeeee…… Dari yang mahal sampai yang murah semuanya ada, pemain besarnya seperti “Four Leave” trus “Neo Garden” yang punya customer ribuan orang perharinya menyediakan menu yang bermacam-macam dari yang Chinese sampai makanan Malay (orang melayunya Singapore). Gimana rasanya yah masak untuk seribu orang sehari, pastinya repot banget yah …. Lha wong kita yang punya customer 5 keluarga sehari aja udah lumayan repot …he…he…he…

Wednesday, September 27, 2006

"Moon Cake Festival"

Bulan Agustus dan September, orang Chinese di seluruh dunia merayakan pesta makan kue bulan (kata orang Indonesia). Ada juga yang menamakannya Chinese Mid Autumn Festival atau Moon Cake Festival. Di Singapura perayaan ini disambut cukup meriah, buktinya sekarang banyak sekali di jual Moon Cake dengan berbagai macam rasa. Aku denger dari teman, ada juga yang luarnya tuh es krim, jadi kue ini harus di taruh di kulkas sebelum di makan. Setiap hari kalau aku baca koran atau nonton televisi, banyak sekali iklan tentang kue bulan ini. Dari yang harganya murah sampai yang harganya mahal banget, denger dari temen ada yang harganya sampai ratusan dollar satu biji. Yang jadi kepikiran, emangnya ada orang yang mau ngeluarin uang ratusan dollar cuma untuk 1 kue bulan ……. ???????

Dari informasi yang aku dapet, ada beberapa cerita yang berkaitan dengan legenda Chinese Moon Cake Festival :
1. The Lady ---- Chang Er
Legenda ini ada sekitar 2170 B.C. Katanya waktu itu bumi kita ini punya 10 matahari yang berputar mengelilinginya, masing-masing matahari itu bergantian menyinari bumi ini. Pada suatu hari ke sepuluh matahari itu muncul sama-sama, semuanya memancarkan sinarnya bersama-sama. Bumi di selamatkan oleh seorang pemanah yang kejam bernama Hou Yi. Dia berhasil memanah 9 matahari. Suatu hari Hou Yi mencuri air kehidupan dari dewi kahyangan. Tetapi istrinya yang cantik bernama Chang Er meminum air kehidupan itu untuk menyelamatkan rakyat dari suaminya yang kejam itu. Setelah minum air tersebut, dia merasakan tubuhnya ringan dan kemudian melayang ke bulan. Hou Yi marah sekali, tetapi karena terlalu mencintai istrinya Hou Yi tidak memanah bulan.
2. The Man --- Wu Kang
Ada seorang laki-laki yang bernama Wu Kang selalu ganti-ganti pekerjaan. Suatu hari dia memutuskan untuk hidup selamanya. Dia lalu pergi ke gunung untuk berguru, mula-mula gurunya mengajar tentang obat-obatan, tapi setelah tiga hari dia bosan dan minta gurunya untuk mengajar pengetahuan yang lain. Lalu dia di ajar bermain catur, setelah bebrapa lama semangat Wu Kang hilang lagi. Kemuadian gurunya memberikan sebuah buku untuk di pelajari, dia bosan lagi. Dia minta ijin kepada gurunya untuk pergi jauh, sang gurupun marah dan mengirim Wu Kang ke bulan dan kalau dia ingin pulang ke bumi harus menebang pohon. Walaupun Wu Kang mengerjakannya siang dan malam, pohon ajaib itu akan tumbuh lagi. Sampai sekarang Wu Kang di percayai masih di bulan menebang pohon.
3. The Hare --- Jade Rabbit
Dalam legenda ini, tiga peri menyamar menjadi tiga orang tua dan meminta-minta kepada serigala, monyet dan kelinci. Serigala dan monyet mempunyai makanan untuk di berikan kepada ke tiga orang tua itu. Sedangkan kelinci tidak punya apa-apa, dia menawarkan dirinya sendiri untuk di jadikan makanan. Dia lompat ke dalam api dan memanggang dirinya sendiri. Ketiga peri tersentuh dengan pengorbanan sang kelinci, mereka membiarkan kelinci tersebut tinggal di bulan dan menjadi “Jade Rabbit”.
4. The Cake --- Moon Cake
Pada jaman dinasti Yuan (1280-1368 AD), China di perintah oleh Monggolian. Orang-orang dari dinasti Sung tidak menyukainya dan merencanakan pemberontakan terselubung, pemimpin pemberontakan tahu bahwa “Festival Bulan” sudah dekat. Dia memerintahkan untuk membuat kue special yang di balik setiap kue adalah pesan tentang rencana pemberontakan. Pada malam “Festival Bulan” para pemberontak berhasil menyerang dan menguasai pemerintahan. Sampai hari ini “Kue Bulan” di makan untuk memperingati legenda ini.

Tuesday, September 26, 2006

And The Winner Is,........

Koran di Singapura hari ini di penuhi oleh berita tentang pemenang “Singapore Idol 2006”. Seperti yang sudah aku duga “Hady Mirza” jadi pemenangnya, semalem aku nonton siaran langsungnya sama Lita di televisi. Lita sedikit sedih tuh…… Jonathan yang dia “support” nggak menang …. kesian deh kamu …he…he…he….
Kabarnya semalem Natianal Stadium dimana acara pengumuman pemenang Singapore Idol berlangsung di hadiri sekitar 8000 orang, bisa di bayangin kalau semuanya teriak ngasih dukungan ke masing-masing idolanya …. Pasti berisik banget yah. Setelah Hady di nobatkan menjadi Singapore Idol 2006, dia menyanyikan satu lagu yang memang khusus di ciptakan untuk pemenang sebagai “first single song” nya, judulnya “You Give Me Wings”. Lagunya bagus juga, satu info lagi, tadi aku juga baca di internet kalau semalem ada sekitar 1 juta “votes” yang masuk dan 70 persennya memilih Hady. Selamat yah Hady, semua kerja keras selama hampir 7 bulan sudah terbayar lunas. Buat Jonathan jangan sedih, ini bukannya akhir, tapi awal dari karir nyanyi kamu …. Tetap semangat yah.

Monday, September 25, 2006

SINGAPORE IDOL

Semalem Singapore Idol Final disiarkan secara langsung di TV, finalistnya dua orang cowok. Jonathan Leong dan Hady Mirza, dari namanya udah ketahuan yang satu “Chinese” and satunya lagi pasti “Melayu”. Kalau lihat performance mereka semalem, menurut aku sih si Hady lebih baik dari Jonathan, tapi apapun bisa terjadi. Pemenangnya di tentukan oleh banyaknya jumlah suara yang di dapat dari publik (masyarakat) Singapore. Jadi siapa saja yang punya penggemar yang terbanyak dan rela mengeluarkan uang untuk SMS atau telepon ke nomer yang sudah di tentukan oleh penyelenggara pasti akan menang. Aku sih kurang setuju dengan cara seperti ini, bisa aja orang yang nggak bisa nyanyi tapi menang atau masuk final karena banyak “fans”nya. Mungkin karena dia ganteng atau cantik, sementara yang punya suara bagus nggak punya “look” jadi nggak di pilih deh …….

Lita@

wuihhh kalo aku sehh pilih Jonathan,...soalnya kharisma juga satu faktor penting lohhh, dan Jonathan walau ga ganteng, tapi ademm baget deh dilihatnya.
ini aku nulis pas ngedit posting santo hari ini,.. jadi dia ga tau aku nambahin kayak gini :) alamat berantem deh besok, kalau dia mbaca postingan ini :P

An Amazing Love Story

Ada seorang pria (John) berjumpa dengan seorang wanita (Maria) di sebuah pesta. Maria adalah seorang wanita yang cantik sekali, sampai-sampai banyak sekali laki-laki yang berusaha mendekatinya. Sementara John adalah seorang pria yang biasa-biasa saja, tidak ada yang memperhatikan dia. Waktu pestanya selesai, John mengundang Maria untuk minum kopi, Maria terkejut sekali tetapi karena tidak mau mengecewakan maka dia terima ajakan tersebut.

Mereka pergi ke sebuah kedai kopi di pinggiran kota, John terlalu malu untuk memulai pembicaraan, Maria juga merasa tidak nyaman dan dia berharap John akan membiarkan dia pulang. Tiba-tiba John memanggil seorang “waiter” dan berkata dengan suara keras, bolehkah saya minta “garam” ??? Saya mau campur dengan kopi saya katanya. Semua orang yang berada di dekat meja mereka menoleh, aneh …….. !
Muka John berubah merah, tetapi dia masih menaruh “garam” itu ke dalam cangkir kopinya lalu meminumnya. Maria bertanya, kenapa kamu punya hobi seperti ini ??? John menjawab, waktu saya masih kecil, saya tinggal dekat dengan laut. Saya suka bermain di pinggiran pantai, dan merasakan asinnya air laut sama seperti rasa asin kopi ini. Dia menjelaskan, sekarang setiap kali merasakan kopi yang asin, dia teringat akan masa kecilnya dan dia rindu akan keluarga yang sekarang masih tinggal di sana. Sambil bercerita, matanya berkaca-kaca ……….. Maria jadi ikut terharu.

John menumpahkan isi hatinya. Maria berpikir, seorang laki-laki yang dapat bercerita tentang kerinduannya akan kampung halaman, dia pasti seseorang yang mencintai dan peduli terhadap keluarganya. Lalu Maria juga mulai bercerita tentang kampung halaman, masa kecil dan keluarganya. Ini merupakan pertemuan yang menyenangkan.

Hubungan mereka berlanjut, Maria merasakan, sebenarnya John adalah seorang laki-laki yang di impikannya. Dia pengertian, punya hati yang lembut, hangat dan selalu hati-hati dalam mengambil tindakan. Menurut Maria, John sangat baik tetapi dia hampir kehilangan kesempatan untuk bersama dengan dia. Terima kasih untuk kopi yang asin …..

Akhirnya mereka menikah, dan hidup bahagia. Maria selalu ingat, setiap membuatkan kopi untuk suaminya dia selalu membubuhi garam ke dalam cangkirnya karena Maria tahu John menyukainya.

Empat puluh tahun berlalu, John meninggal dunia, sebelum meninggal dia menulis sebuah surat untuk Maria istrinya. Maria membuka amplop surat itu dan membacanya di warung kopi tempat pertama kali mereka bertemu :

“ Istriku, maafkan saya, maafkan kebohongan saya selama ini. Cuma satu kebohongan yang pernah saya katakan kepadamu ……… “kopi yang asin”. Ingat waktu pertama kali kita berbicara di warung kopi di pinggiran kota ?? Saya begitu “gugup”, sebenarnya saya ingin meminta “gula” tetapi saya malah meminta “garam”. Perasaan malu membuat saya tidak mau mengkoreksi perkataan saya, dan saya tidak pernah berpikir kalau itu yang membuat kita menjadi akrab. Saya berusaha berkali-kali untuk menyudahi kebohongan itu, tapi saya terlalu takut untuk melakukannya karena saya sudah berjanji tidak akan pernah berbohong sekalipun kepadamu.
Saya sudah akan mati, jadi tidak ada yang saya takutkan lagi untuk mengatakan yang sejujurnya ………. Saya tidak suka kopi yang asin, rasanya tidak enak ……… tetapi selama hidup, aku selalu minum kopi yang asin itu …… !
Semenjak saya mengenal kamu, tidak sekalipun saya menyesali semua yang sudah saya perbuat buat kamu. Keberadaan kamu adalah kebahagian terbesar dalam hidup saya. Kalau saya mendapat kesempatan kedua untuk hidup, tetap saya ingin mengenal dan mendapatkan kamu sebagai pendamping hidup saya, meskipun saya harus meminum kopi yang asin itu lagi”.

Maria menangis, sampai surat itu basah oleh air matanya. Tiba-tiba ada seorang “waiter” bertanya, apa rasanya kopi yang di bubuhi garam ???? Manis jawabnya…….


Cinta bukan untuk “melupakan”, tetapi utuk “memaafkan”, bukan untuk “melihat” tetapi untuk “mengerti”, bukan cuma untuk “mendengar”lalu melupakannya, tetapi “mendengarkan” dan melakukannya, bukan untuk “melepaskan” tetapi untuk “bertahan”. Jangan pernah meninggalkan orang yang kamu “cintai” untuk orang yang kamu “sukai”, karena seorang yang kamu “sukai” akan meninggalkan kamu untuk orang yang dia “cintai”.

Sunday, September 24, 2006

Minggu, 24 September 2006

Semalem nganterin mamiku potong dan keriting rambut di pasar deket rumah, lamanya nggak ketulungan. Dari rumah sekitar jam setengah lima sore, tau nggak pulangnya jam berapa ?????? sampai rumah hampir jam 9 malem ………… emang sih kita makan malem dulu di pasar, tapi aku itung-itung sekitar 3 jam an deh nungguin di salon. Bosen nungguin kita jalan-jalan kepasar, liat-liat barang dapur trus kita beli rujak juga. Waktu kayanya lambat banget, udah segala macem kita obrolin tapi mamiku belum selesai juga. Aku bilang sama Lita lain kali, habis kita anterin trus kita pulang lagi ke rumah istirahat dan jemput lagi setelah 3 jam. Sambil makan malem kita lihat orang pada nonton bola di TV, ternyata ada pertandingan Liga Inggris antara Liverpool vs Spurs. Rame banget yang nonton, aku juga langsung ikutan deh …he…he..he…

Hari ini kita ada “pesenan” 50 nasi bungkus buat gereja, mereka ada acara buat para pembantu Indonesia yang kerja di sini. Nggak peduli yang “Muslim” atau “Kristen” pokoknya asal orang Indonesia aja boleh ikutan. Mereka mau “outing” di West Coast Park, cuma ngumpul-ngumpul sambil ngobrol santai. Menu hari ini adalah nasi putih, semur daging, tumis buncis, tempe orak-arik dan sambel terasi. Mudah-mudahan makanan yang kita sediakan bisa sesuai dengan lidah mereka. Selamat bersantai dan menikmati makanannya yah mbak ………….

Hari ini kebaktian di gabung jam 12.30 siang, penutupan Bulan Keluarga. Banyak banget yang hadir, aku perhatiin kalau kebaktiannya siang dan di gabung kaya gini “jemaat” yang dateng lebih banyak dari biasanya. Mungkin orang juga pada males kalau ikut kebaktian pagi (jam 9 dan 11) atau mungkin juga karena “chapel” yang di pakai kecil jadi agak “sumpek” gitu, jadi kalau ada kebaktian siang banyak yang mau dateng karena kita pinjem “sanctuary” punya jemaat Inggris atau Chinese. Gereja Bukit Batok ini lagi berencana untuk “renovasi’, di masa mendatang jemaat Indonesia akn dapet tempat yang lebih besar dari yang sekarang (400 orang). Mungkin akan jadi lebih “lega” buat orang yang mau ikut kebaktian di sana. Aku doain semoga “renovasi” nya berjalan sesuai rencana, maju terus GPBB (Gereja Presbiterian Bukit Batok).

Saturday, September 23, 2006

GEROBAK BUTUT PENSIUN

Seperti biasa pagi ini kita kepasar untuk belanja, besok ada pesanan “nasi bungkus” untuk orang gereja. Banyak bener belanjaan yang musti di beli, sampai gantungannya juga nggak muat lagi. Masih ada beberapa barang yang belum di beli, kita berencana besok pagi ke pasar lagi. Habis minum teh dan sarapan di pasar kita pulang, tapi belum keluar dari pasar, roda depan “gerobak” kita copot. Aku berusaha betulin, tapi nggak bisa. Malah barang belanjaan banyak, gerobaknya nggak bisa jalan. Sedih campur sebel, Lita coba beli gerobak yang baru tapi tokonya belum buka. Bingung gimana cara bawa belanjaan segitu banyak pulang ke rumah. Untungnya cuma satu roda depan yang rusak, jadi masih bisa di tarik (nggak bisa di dorong). Akhirnya sebagian barang di “tenteng” Lita dan gerobaknya aku tarik mundur sampai ke rumah. Orang-orang yang ketemu kita dalam perjalanan pulang pada ngeliatin dengan muka bingung, gerobaknya kok bukannya di dorong maju malah di tarik mundur. Mungkin si “gerobak” udah cape, 2 tahunan dia menolong kita bawain barang belanjaan kalau kita ke pasar. Dari mulai waktu kita tinggal di “Lake Side” sampai kita pindah ke “Bukit Batok” ini. Terima kasih yah “gerobak” atas pertolanganmu dan selamat tinggal aku ucapkan……….. hik….. hik….hik…… *nangis*

Pulang dari pasar langsung mandi, mau main bulutangkis sama temen gereja. Lita juga ikutan, dia udah janjian sama istrinya temenku mau “jogging” katanya. Ternyata bukannya jogging eh malah ngerumpi di pinggir lapangan. Biasa deh kalau perempuan udah kumpul. Pulangnya kita mampir ke pasar, beli “gerobak” baru dan beberapa barang keperluan besok. Gerobak kita yang baru warnanya merah, mudah-mudahan yang ini juga bisa tahan lama nggak cepet rusak. Selamat dateng gerobak baru………

CUKUR RAMBUT A LA LITA

Semalem ada kejadian “bersejarah”, Lita “nyukur” rambutku …… hasilnya nggak kalah dengan “babershop’ tempat aku biasa cukur. Mamiku dan Minah juga bilang bagus, Lita seneng baget dengan hasil “karya”nya. Di lihatin terus rambutku sambil senyum-senyum bangga gitu……... Dulu waktu kita “pacaran” dia yang nyukurin aku, sampai dia beli peralatannya, dari mulai gunting sampai cukuran yang pakai listrik. Dia pernah cerita kalau papinya dan adiknya juga dia nyukurin dulu waktu masih di Jakarta. Dia berhenti nyukurin aku karena pernah kejadian, waktu itu dia nyukurin aku tapi nggak tahu lagi mikirin apaan terjadi “kecelakaan”. Ada sebagian rambutku yang kebanyakan di potongnya, jadi rambutnya nggak rata gitu …. ada bagian yang “bopak” (mencolok ke dalam). Semenjak kejadian itu dia jadi kehilangan keberaniannya untuk nyukur aku lagi, tapi setelah kejadian semalem dia langsung bilang, mulai hari ini aku nggak usah nyukur di luar lagi. Seneng rasanya lihat dia seneng dan percaya diri lagi untuk nyukur aku. Jangan takut non kamu pasti bisa…….

Friday, September 22, 2006

Jumat, 22 September 2006

Seperti biasa jam 7 lewat 5 menit kita berangkat nganterin makanan, mamiku sama Minah masih di bawah blok (rumah) kita , lagi olah raga. Sekarang mamiku sudah “rutin” lagi olah raga, karena ada Minah yang nemenin. Di bawah blokku ada tempat untuk olah raga yang sengaja di bangun oleh pemerintah, ada kurang lebih 6 alat olah raga disana yang bentuk dan kegunaannya seperti yang ada di “gymnasium” modern. Memang nggak sebagus yang di “gym” tapi ok lah dari pada nggak ada sama sekali. Semenjak Minah sakit (operasi) mamiku nggak pernah lagi olah raga di bawah, badannya pada sakit katanya. Padahal dulu waktu baru pertama dateng, dia rajin banget, tiap hari jam 5.30 udah turun kebawah sama Minah untuk olah raga. Aku dan Lita kerja, udah gitu mesti nganterin makanan, jadi nggak bisa nemenin dia untuk olah raga. Seneng rasanya ngelihat mami sudah mulai olah raga lagi, mukanya kelihatan lebih segar dan kakinya yang sakit juga jadi baikan. Olah raga terus yah ……….. caiyooooo

Habis nganterin makanan ke salah satu customer kita, aku duduk nungguin Lita di bawah stasiun kereta (MRT) Bukit Batok. Duduk sambil ngelihatin orang yang berangkat kerja punya “kenikmatan” tersendiri yang susah di lukiskan dengan kata-kata ….he…he..he… (puitis banget). Macem-macem orang dengan pakaian yang beda, model rambut beda, raut muka beda dan gayanya pun beda-beda. Dari mulai yang seksi sampai yang “ancur”, dari mulai anak-anak sampai orang tua, dan masing-masing mereka punya urusannya sendiri-sendiri. Aku rasa kalau di buat “film” tentang keseharian orang-orang yang tinggal di sini, pasti bagus tapi mungkin juga ngebosenin, soalnya semuanya tuh serba “rutin”. Setiap hari aku berangkat kerja, hamper 90 persen orang yang aku ketemu di halte bus atau di stasiun kereta tuh sama. Sampai aku bisa kenal muka mereka, dan mereka juga kenalin aku. Bisa di bayangkan gimana rutinnya orang yang hidup di sini.

Hari ini kerjaan banyak, dari pagi sampai aku mau pulang masih ada kerjaan. Sampai bosen rasanya jawab telepon, udah gitu ada sedikit masalah dengan salah satu "instrument" (alat) untuk mengukur "density" dari sampel minyak hitam (fuel oil) yang masuk ke laboratorium hari ini. Padahal "client" sudah neleponin berkali-kali nanyain hasilnya gimana, sementara aku nggak bisa kasih karena memang belum selesai. Kebayangkan rasanya gimana, di kejar-kejar kerjaan. Untungnya kita ada alat lain yang bisa di pakai untuk mengukur density, tapi aku harus pinjem dari departement yang lain. Untungnya lagi alat itu lagi nggak di pake, jadi aku bisa pinjem sebentar. Pulangnya hampir ketinggalan bus, walaupun cape hari ini tapi besok nggak kerja. Hati rasanya nyaman banget, udah gitu besok rantangan juga libur....... hidup libur.

Thursday, September 21, 2006

Kamis, 21 September 2006

Satu orang “customer” kita berhenti pesan “rantangan” mulai minggu depan. Sedih juga sih, tapi mau bilang apa ??? Mungkin dia bosen dengan menu makanan yang kita kasih setiap hari, mau ganti suasana atau yang paling aku takut, “kualitas” makanan kita menurun sehingga dia memutuskan untuk berhenti. Berpikir positif aja, jadi nggak terlalu susah rasanya. Tapi ada yang pergi ada juga yang datang, mulai minggu depan ada satu keluarga “baru” yang mau nyobain “rantangan” kita. Belum tahu sampai berapa lama sih, tapi yang penting jumlah “customer”nya tetap sama.

Rencananya kita mau gedein usaha ini tahun depan, soalnya kita lihat “respon”nya bagus. Tapi kita masih cari tempat, dan ngumpulin modal supaya kalau sudah jalan nggak putus di tengah jalan. Ibarat orang jatuh cinta, kalau putus di tengah jalan kan sakit rasanya, jadi kita mau pikir baik-baik sebelum memulainya. Nggak gampang mulai bisnis makanan di Singapore, modalnya besar, saingannya banyak, udah gitu peraturannya ketat banget. Bayangin, kalau kita mau jualan nasi (makanan), yang mau jualan dan tukang masaknya harus pergi “check kesehatan”, kalau nggak sehat nggak bisa. Warung kita juga kadang-kadang di check kebersihan dan mutu makanan yang kita jual, kalau ketahuan kotor dan nggak sesuai dengan standard kesehatan di Singapore akan di cabut ijin usaha kita.

Wednesday, September 20, 2006

BETE

Pagi-pagi udah kesel, si Minah bikin ulah lagi. Dokter bilang jangan makan nasi banyak-banyak, dia artiin nggak boleh makan nasi. Jadi dari kemarin siang dia nggak makan nasi, cuma minum susu sama makan kentang goreng aja, Sudah aku bilangin semalem, kalau maksud dokter itu bukan nggak boleh, tapi di kurangin makan nasinya. Dia memang “kepala batu”, sering dia bikin kesimpulan sendiri (yang salah) tapi di bilangin nggak mau ngerti. Jadi “bete” banget, kalau sudah begini rasanya mau ngomel-ngomel melulu. Kalau ada obat yang di jual untuk merubah sifat orang, pasti aku akan beli trus “cekokin” ke si Minah.

Hari ini banyak kerjaan, dari pagi sampai jam 2 sore belum berhenti. Sampel masuk terus, orang nggak berhenti teleponin “HP” ku dan perut juga udah teriak kelaperan, trus yang beliin makanan belum datang …….. betul-betul lengkap deh “bete” nya.
Anda mungkin tidak percaya ini tapi nasehatnya luar biasa.
Baca sampai habis, anda akan belajar sesuatu !!!

SATU. berikan mereka lebih dari yang mereka harapkan dan lakukan itu dengan senang hati.

DUA. Menikahlah dengan pria/wanita yang anda cintai. Ketika anda beranjak tua, keahlian percakapan mereka akan mejadi sepenting seperti hal lain.

TIGA. Jangan percaya dengan apa yang anda dengar. Habiskan apa yang anda miliki atau tidur semau anda.

EMPAT. Ketika anda ucapkan, "Aku mencintaimu" , Seriuslah.

LIMA. Ketika anda ucapkan,"Maafkan saya", pandang mata orang itu.

ENAM. Tunanganlah sedikitnya enam bulan sebelum anda menikah.

TUJUH. Percayalah pada cinta pandangan pertama.

DELAPAN. Jangan tertawakan/remehkan impian orang. Orang yang tidak punya impian adalah miskin.
SEMBILAN. Saat terjadi percekcokan/ pertengkaran, Janganlah menyebut nama.

SEPULUH Jangan menilai orang karena dengan siapa mereka berteman.
SEBELAS. Bicaralah pelan tapi berpikirlah cepat.

DUABELAS. Ketika seseorang mengajukan pertanyaan, yang anda sendiri tidak ingin menjawabnya, tersenyumlah dan tanya, "Kenapa anda ingin tahu?"
TIGABELAS. Ingat bahwa cinta dan kesuksesan besar membutuhkan pengorbanan.

EMPATBELAS. Ucapkan "berkah bagimu" saat anda mendengar orang bersin.

LIMABELAS. Ketika anda kalah, jangan lupakan pelajaran yang didapat.
TUJUHBELAS. Hargai diri sendiri; Hargai orang lain; Bertanggung jawab pada semua yang anda lakukan.

DELAPANBELAS. Jangan biarkan pertengkaran kecil merusak persahabatan yang besar.

SEMBILANBELAS. Ketika anda sadar telah berbuat kesalahan Ambil langkah segera untuk memperbaikinya.
DUAPULUH. Tersenyumlah saat menerima telepon. Penelpon akan mendengarnya darisuara anda.
DUAPULUH DUA. Habiskan waktu sendirian.

Tuesday, September 19, 2006

Selasa, 19 September 2006

Pagi ini cuaca cerah, malah cenderung panas, matahari bersinar cerah sekali. Burung-burung berkicau menambah semarak suasana pagi …… he..he..he… kaya puisi yah ….
Hari yang indah, jadi semangat mau kerja. Semalem aku di “kerokin” lagi, biasa lah masuk angin. Habis di kerok aku tidur enak banget, badan rasanya enteng dan pegel-pegelnya langsung hilang. Cara pengobatan yang “ajaib”, murah meriah …… kata orang Jakarta. Pagi ini habis sarapan, minum panadol lagi, biar sembuh beneran kata Lita.

Kantor hari ini lebih “meriah” dari kemaren, masih ada juga sih yang nggak masuk, tapi suasananya beda aja. Sebagian besar temen kantorku kelihatan lebih ceria dan bersemangat, mungkin cuaca yang cerah membuat mereka begitu. Hari ini ada “meeting” untuk membahas pembagian “shift” (group), laboratoriumku kerja 24 jam sehari, 365 hari setahun nggak pernah berhenti. Mau tanggal merah kek, hari besar kek, bahkan hari kemerdekaan Singapura ajah kita tetap kerja. Kasihan juga aku ngeliatin orang-orang yang kerja “shift”, kadang hari Minggu juga harus kerja dan liburnya nggak tentu. Tapi kantor kasih “kompensasi” cukup besar buat yang kerja kaya gitu. Tapi aku nggak tahu kenapa, ada banyak “lab. Technician” yang berhenti kerja. Kebanyakan bilang nggak tahan (kecapean), ada juga yang bilang gaji kurang dan ada juga yang mau nerusin sekolah lagi. Itu kenapa kita lagi ada masalah dengan tenaga kerja, hampir 50 persen yang kerja sekarang “orang baru”. Bayangkan, kemampuan orang baru untuk kerja jauh banget di bandingkan dengan yang sudah pengalaman. Mereka masih perlu “training” dan pengalaman gimana cara “handle” sampel yang berbeda-beda. Sekarang kita mau rubah jadi 8 jam kerja, supaya mereka nggak terlalu cape dan bosen. Kita punya cukup orang untuk itu, tapi nggak yakin akan berjalan dengan baik karena sebagian yang kerja nanti tuh masih baru selesai “training”. Yah di jalanin dulu aja kata “boss” kita lihat perkembangannya nanti.

Sampai di rumah jam 5.30 an, nonton drama di TV sama mamiku. Ceritanya bagus, tentang kehidupan sebuah keluarga orang Singapura dengan segala macam permasalahannya. Pokoknya jadi pengen nonton terus, drama ini di putar tiap hari mulai jam 5.30 sampai jam 6.30 sore. Lita juga suka, tapi susah buat dia untuk nonton. Dia pulang dari kantor aja jam 6 sore, cuma kalau lagi nggak kerja aja dia bisa nonton. Biasanya dia tanya aku gimana cerita hari ini, trus aku certain deh…. Kalau ada yang jual cd atau dvd nya pasti aku beli, biar Lita bisa nonton juga …….

Monday, September 18, 2006

Sendu (Bukannya Senang Duit!!!)

Cuaca hari ini masih mendung, hujan gerimis turun waktu aku sampai di kantor. Dingin banget deh rasanya begitu masuk ke dalam laboratotium. Badanku rasanya “nggak enak”, pada pegel-pegel, kecapean kali. Untung udah minum “panadol” tadi sebelum berangkat ke kantor, jadi sekarang udah berasa enakan. Banyak orang yang nggak masuk kerja hari ini, ada yang cuti, sakit dan ada juga yang nggak masuk karena harus jagain bapaknya yang masuk “ICU”. Kantor jadi kelihatan sepi, udah cuacanya mendung tambah hujan gerimis lagi makin “sendu” rasanya kerja hari ini.

Semalam Liverpool kalah 1-0 dari Chelsea, “gregetan” rasanya semalem waktu nonton pertandingannya. Ada peluang untuk menciptakan “goal” tapi di sia-siakan oleh para pemainnya, tapi sebagai pendukung sejati aku mesti tetap berharap di pertandingan mendatang mereka bisa main lebih bagus lagi. Biasanya kalau tim ini menang, besokannya aku dan beberapa orang temen kantor yang mendukung Liverpool akan pakai kaos Liverpool untuk merayakannya. Tapi kalau kalah kaya gini kan malu yah kalau kita pakai hari ini ……… nanti di ketawain orang. Udah gitu seperti biasa, temenku yang mendukung Chelsea kirim “SMS” dengan nada mengejek gitu ….. jadi tambah bosen deh rasanya …… hidup bosen !!!!

Sudah setengah hari kerja, tapi masih santai karena cuma sedikit banget sampel yang masuk untuk di “analisa”. Kalau sampai sore kaya gini, nggak tahu gimana caranya bikin mata tetap terbuka terutama habis makan siang nanti ……… ???
Akhirnya ada kerjaan, hari ini ada “shipment” jet fuel (bahan bakar pesawat terbang) untuk “Changi Airport” (lapangan terbang di Singapore). Jadi aku mesti siapin reportnya dan langsung “fax” ke Changi terminal sebelum kapal tankernya sampai di sana, kalau nggak mereka nggak mau terima “cargo” nya.

Pulang hampir ketinggalan bus, lari-lari sampai semua orang pada ngeliatin dari dalam bus, soalnya mereka udah nungguin lumayan lama. Masih mendung, buru-buru pulang sebelum hujan turun. Hari ini bawa pulang “moon cake”, ada temen kantor yang jualan jadi “support” dikit gitu…….. Di sini kalau lagi musim kue bulan, banyak banget modelnya. Dari yang paling murah sampai yang mahal banget, dari yang halal sampai yang nggak halal juga ada. Pokoknya kita di buat kebingungan, mana yang mau di beli, udah gitu lain toko kasih lain “discount” …. Tuh kan jadi tambah bingung kan ?????

Sunday, September 17, 2006

Dari Blognya Aida - Luthuuu!!!

CERITA DARI TAPANULI

BBM naik, hidup tambah SIMANUNGKALIT
Harga2 NAEK, SAGALA PANDAPOTAN MANURUNG,
Banyak SIHOTANG
Hidup bagaikan mendaki TOBING
Tak ada lagi HARAHAP
Kepala pusing sampai SIBUTAR BUTAR
Rambut rontok dan nyaris POLTAK
Jumlah rakyat miskin sudah PANGARIBUAN
Anak-anak menangis MARPAUNG-PAUNG
Otak sudah SITOMPUL
Tapi kita masih diminta sabar SITORUS
Jangan putus HARAHAP katanya
Mintalah PARLINDUNGAN,
supaya BONAR-BONAR selamat .......

BUTET dah ... !!
Minggu pagi, masih mendung tapi kita mesti ke pasar juga. Belanja untuk keperluan masak satu minggu ke depan. Udara di luar lumayan dingin, berasa kaya di “puncak” deh. Kita ke pasar sekitar jam 6.30 pagi, tapi suasana masih gelap kaya masih jam 5 an mungkin karena mendung jadi sinar mataharinya nggak kelihatan. Hari ini belanjaan banyak banget, sampe “gerobak” dan “gantungan” penuh sama barang belanjaan. Orang-orang yang ngelihat kita seperti biasa pada “takjub”, dengan muka yang bingung mereka ngeliatin kita.

Kita ke gereja sekitar jam 10.30 pagi, hari ini Minah ikutan. Dia bilang udah lama nggak ke gereja dan dia ngerasa kakinya udah nggak sakit lagi kalau jalan. Seneng juga ngelihat dia mau dateng ke gereja, nggak ngerasa malu dengan semua jahitan bekas operasinya. Dia kelihatan seneng juga, ketemu sama orang gereja dan temennya (pembantu temenku). Hari ini aku bisa santai sedikit, habis “kebaktian” minum teh atau kopi sambil ngobrol di ruang tempat “ramah-tamah’. Di sini udah biasa kalau selesai kebaktian kita ngobrol-ngobrol, tukar informasi, cerita tentang macem-macem dari dunia sampai Indonesia. Di sini banyak ‘bapak-bapak” yang kerjanya sering “traveling”, ada yang travel di Asia ada juga yang ke Eropa.

Pulang dari gereja kita masak, Lita bilang udah lama kita nggak masak sama-sama. Memang dulu waktu mamiku belum tinggal dengan kita disini, setiap hari kita masak berdua. Masak apa aja yang kita mau, yang pasti yang ada bahannya di dalam “kulkas”. Mungkin Lita “kangen” sama rasa masakan buatanku, atau dia kangen sama ke bersamaannya. Cara masak mamiku mungkin kurang sesuai dengan lidah kita, jadi kadang-kadang kita mau masak cara kita dan semau kita …..he…he..he… pokoknya bebas.

Malem ini ada 2 pertandingan bola yang harus di “tonton”, Liverpool vs Chelsea dan Manchester United vs Arsenal. Aku suka nonton bola, dan aku salah seorang pendukung Liverpool. Masalahnya belakangan ini prestasi Liverpool merosot, maennya jelek, kerjasamanya kurang bagus, nggak tahu deh malem ini bisa menang nggak yah …..

Saturday, September 16, 2006

"Anak Asuh"

Hari ini ijin sama "boss" untuk nggak dateng kerja. Ada Lomba Masak di gereja jam 3 sore nanti, aku jadi "PIC" nya. Hari sabtu aku kerja "alternate", jadi kalau sabtu ini kerja berarti sabtu depannya ya libur dong. Kerjanya cuma setengah hari doang.

Pagi ini pergi kepasar untuk belanja keperluan lomba sore nanti and seperti biasa kalau kita ke pasar pagi-pagi untuk belanja, pasti ada "reward" nya .... he...he..he.... "jajan" dong....... Minum teh manis sambil makan makanan "food court" di dekat pasar pagi-pagi tuh enak banget, udara masih dingin dan seneng aja ngeliatin orang yang "mundar-mandir" di pasar. Setelah puas duduk-duduk, kita pulang, lagian kelihatannya udah mau hujan tuh..... mungkin sudah masuk musim hujan kali yeee... soalnya udah berapa hari ini mendung dan ujan terus.

Jam 9 pagi ada "bulutangkisan" sama temen gereja, jadi abis mandi aku pergi maen bulutangkis dan Lita pergi ke kantor. Abis maen bulutangkis sekitar jam 11an, langsung ke gereja "nyiapin" tempat dan barang-barang yang akan di pakai nanti.
Ternyata tenda udah di pasang,...sipp!. Tinggal siapin meja yang mau di pakai. Untungnya beberapa "pemuda" di gereja yang bantuin, jadi ngerjainnya "keroyokan" lahhh.

Lomba masak ini tuh ceritanya dibuat dalam rangka "bulan keluarga".
Di gereja ada program "anak angkat". Anak-anak yang lagi sekolah dan kuliah di sini, yang jauh dari ortunya, di "kasih" orang tua asuh. Nah ini yang disebut "Keluarga Rohani".
Kaya aku dan Lita walaupun belum punya anak "biologis", tapi kita punya 5 orang anak yang begitu lahir udah langsung "gede" he...he..he.... Gedenya gak tanggung-tanggung loh,... mereka semua tuh anak kuliahan. Kaget juga sih ketemu sama anak-anak kita yang tingginya sama dengan kita.

Seneng banget semuanya berjalan dengan baik, semua peserta juga kelihatan menikmati acara ini. Mudah-mudahan ke "akrab" an antar "keluarga inti" dan "keluarga rohani" di saat perlombaan berlangsung bisa di pertahankan selamanya.

Friday, September 15, 2006

Jumat, 15 September 2006

Hujan deras sekali di “Jurong Island”, dingin banget deh suasana di dalam labotoriumku. Waktu berangkat kerja cuaca memang sudah mendung, tapi aku nggak kepikiran sampai hujan lebat kaya begini udah gitu lama lagi. Biasanya kalau hujan, sampel yang masuk ke “lab” tuh sedikit sekali, karena “surveyor” nggak boleh “sampling” baik di “Ship” ( kapal) ataupun di “Shore” (darat/tank farm). Alasan “safety”, misalnya takut kena “petir”, namanya juga di tempat terbuka, jadi kemungkinan “kesamber”nya besar sekali. Juga alasan “teknis”, kalau air hujan masuk ke dalam “oil” sampel, akan ada reaksi yang dapat merubah “kualitas” sampel menjadi tidak baik. Apalagi untuk “Fuel Oil” (minyak hitam), kalau sudah “kemasukkan” air sulit sekali untuk di pisahkan, sampai kadang butuh penambahan bahan kimia untuk menghilangkannya. Air hujan sifatnya “korosif”, jadi bisa menimbulkan karat, mangkanya sekarang sudah banyak kapal minyak (tanker) dan tanki-tanki minyak (tank farm) di darat yang menggunakan “stainless steel” udah gitu di lapisin lagi sama “Teflon” untuk menghindari pembentukan karat. Nggak Cuma air hujan sih yang bikin karat, tapi ada “senyawa kimia” lain yang bisa bikin begitu, salah satu contohnya adalah “sulphur”. Jadi dari pada kapalnya tenggelam di tengah laut karena karatan, terus bolong dan air laut masuk, perusahaan yang bergerak di bidang ini rela ngeluarin “jutaan dollar” untuk “melindungi” kapal dan tanki mereka dengan bahan yang “tahan karat”.

Thursday, September 14, 2006

Kamis, 14 September 2006

Hari ini MRT nggak seperti biasanya, masih banyak ruang kosong untuk penumpang berdiri. Biasanya di tempat aku naik (Bukit Batok Station), pagi-pagi selalu penuh, kadang susah untuk masuk (naik) ke dalam MRT dan mesti tunggu kereta yang berikutnya. Kalau masih punya waktu sih nggak apa-apa, tapi kalau sudah “kepepet” gawat deh. Mangkanya aku selalu usahain berangkat lebih pagi, apalagi sekarang mesti bantuin Lita nganterin makanan dulu. Tapi “enjoy” juga sih bangun pagi-pagi trus sama-sama Lita nganterin makanan, Lita pernah bilang, dia tuh seneng banget walaupun cape tapi semuanya kita lakuin sama-sama. Ternyata “kebersamaan” itu penting lho, aku juga ngerasaiin yang sama, semuanya kalau kita lakukan bersama-sama pasti jadi lebih ringan dan lebih “happy”.

Akhir-akhir ini kerjaanku di kantor nggak terlalu banyak, mulai dari pertama dateng sampai kira-kira jam makan siang aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku. Tinggal nungguin kalau ada sampel yang di kirim ke laboratorium untuk di “check kualitasnya”. Jadi habis makan siang biasanya udah santai, tahu sendiri kalau habis makan, kena “AC” trus kerjaan nggak ada ….. mata rasanya berat banget. Kalau sudah begini, waktu tuh jalannya lambat banget rasanya. Untungnya hari ini ada “client visit”, trus aku lagi yang di suruh bawa keliling, kaya “tour” di laboratorium lah. Yang dateng “cewe”, biasa deh kalau perempuan pasti banyak pertanyaan. Kadang pertanyaannya tuh nggak perlu di tanya, tapi karena dia nggak tahu jadi nanya terus. Padahal aku rasa, walaupun udah aku jelasin dia masih nggak ngerti juga, cuma pura-pura aja “manggut-manggut”. Tapi namanya juga “client” jadi yah …… harus di layani dengan baik. Lumayan juga buat aku untuk ngilangin ngantuk …. he…he….he….

Wednesday, September 13, 2006

Rabu, 13 September 2006

Tanganku luka gara-gara motongin ikan semalem, kulitnya “terkelupas”. Lita sudah kasih obat “tayokciu” semalem, sakit banget waktu kena obatnya. Untung obatnya cepat “menguap” jadi sakitnya cepat hilang, biasanya kalau yang cepat “menguap” kaya gini banyak mengandung “alkohol”. Bayangin kalau luka kena alkohol, rasanya “semriwing’ kali yeee…

Hari ini kerjaan nggak banyak, sebagian besar cuma “rutinitas” harianku. “Checking” hasil kerjaan semalem, buat repot untuk ‘client” dan nyiapin “worksheet” untuk “oil sampel” yang akan datang hari ini. Semuanya ini adalah kegiatan yang aku lakukan setiap hari, nggak kaya dulu kadang aku pergi ke tempat pem”bor”an minyak di tengah laut untuk ambil sampel minyak yang nantinya akan di test di laboratorium untuk menentukan kualitas dari minyak tersebut. Kadang pergi 1-2 minggu di tengah laut, ketemu macem-macem orang dari negara yang berbeda-beda. Enak juga sih, jadi aku nggak terlalu bosan dengan rutinitas yang kayak gini. Sekarang aku udah nggak boleh lagi pergi untuk urusan kaya begituan, managerku sudah bikin satu tim khusus untuk urusan kaya gini namanya “Special Project Team”. Cuma ada 4 orang, tapi kadang bisa menghasilkan ribuan dollar buat perusahaan. Salah seorang anggota tim tersebut sekarang ada di “Vietnam”, sudah lebih dari 2 minggu dia di sana. Kita ada proyek untuk ambil dan tes gas sampel yang keluar dari sumur minyak di sana. Mereka ingin tahu berapa kandungan “merkuri” nya, karena merkuri itu bahaya untuk kesehatan. Jadi kalau udah tahu berapa besar kandungannya, mereka akan menyiapkan proses untuk menguranginya sebelum di jual ke pasar. Biasanya ini di lakukan setiap mereka membuka “sumur minyak” yang baru. Mereka berani bayar mahal untuk pekerjaan seperti ini, kita di bayar kaya taksi, begitu kita keluar dari kantor untuk berangkat ke lokasi “meteran” kita sudah mulai jalan, dan akan berhenti kalau kita sudah kembali lagi ke kantor.

Makan siang titip sama temen yang kebetulan lagi di luar kantor untuk ketemu sama calon "client" baru kita. Di bungkusin nasi melayu, rasanya enak juga dan udah gitu gratis lagi. Habis makan rencananya mau cepet-cepet selesaiin sisa pekerjaanku, tapi "LIMS" program di kantorku "down". Program ini adalah untuk menyimpan data, baik data hasil testing ataupun data invoice ke "client", dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan program ini. Canggih memang, harganya juga mahal banget hampir setengah juta dollar Singapore. Tapi biar canggih gimanapun kalau sudah ada problem kita jadi "sengsara" semuanya, ini nggak bisa, itu nggak bisa pokoknya "ngeselin" deh. Kerjaan jadi tertunda, trus terpaksa pakai "excel" dulu untuk bikin "worksheet" soalnya sampelnya udah nunggu di laboratorium. Kita tuh laboratorium testing, jadi service yang cepat, tepat dan akurat sangat di harapkan oleh "client" kita. Jadi kit harus punya "back up plan" kalau hal kaya gini terjadi.

Tuesday, September 12, 2006

"Mancing"

Hari ini aku bangun lebih pagi, aku nggak mau Lita terlambat lagi sampai di kantor. Nanti nggak enak sama “managing director” nya, soalnya orangnya tuh “rese” banget. Apalagi kalau dia tahu kalau dia benar, wah pasti di bikin susah deh nanti si Lita. Habis mandi aku langsung nyiapin makanan yang akan dikirim hari ini. Sekitar jam 6.30 semuanya selesai, Lita juga sudah bangun dan kita langsung sarapan sama-sama. Jam 7 an kita berangkat dari rumah, lebih cepet 15 menit dari biasanya. Keuntungannya buat aku, nggak perlu lari-lari dari stasiun MRT ke tempat jemputan kantor. Mudah-mudahan Lita nggak terlambat hari ini……

Jam 11 pagi aku udah “kabur” dari kantor, hari ini aku ambil cuti “setengah hari” mau nganterin “temen” mancing. Temenku ini belum lama tinggal di Singapore, jadi masih dalam proses untuk membiasakan diri dengan cara hidup di sini. Dia suka mancing juga, jadi nggak ada salahnya aku ajakin dia mancing biar nggak terlalu terasa “beban mental”nya. Dia bilang masih suka “pingin” pulang, udah gitu makanan di sini kurang cocok sama lidahnya. Ini juga terjadi sama aku dulu waktu pertama kali dateng ke Singapore, malah dulu aku sendirian dan nggak kenal siapa-siapa. Temenku ini masih “mendingan” istri dan anak-anaknya ikut, punya banyak temen yang bisa di teleponin kalau butuh pertolongan, tapi aku ngerti sih perasaan dia namanya juga baru dateng yah……

Aku jemput temenku di bawah MRT station, trus kita langsung berangkat ke tempat pemancingannya naik taksi. Jauh juga tempatnya dari rumahku, kira-kira 30 – 40 menit deh naik taksi. Pasir Ris Park nama tempatnya, sebuah taman kota yang cukup besar dan di lengkapi dengan tempat parkir yang luas. Di tengah-tengah taman ini ada kolam yang besar untuk tempat mancing, kolam ini di kelola oleh “swasta” jadi kita mesti bayar kalau mau mancing di sini. Di pinggiran kolam yang besar ada kolam-kolam kecil yang di pakai untuk “pemancingan” udang dan ikan ‘bawal laut”. Di sebelah kolam yang besar juga ada 2 kolam yang lebih kecil ukurannya dan di buka untuk “pemancingan” juga. Kalau di kolam besar kita bayar 40 an dollar untuk 12 jam mancing, di kolam yang kecil kita harus bayar 50 dollar untuk 3 jam mancing. Pengelola berpikir kalau tempat yang besar lebih sulit untuk dapat ikannya, jadi bayarannya lebih murah di banding kolam yang kecil. Di kolam kecil, ikan nggak punya bayak tempat untuk “ngumpet” jadi lebih gampang di pancingnya. Itu teorinya, tapi pada prakteknya nggak juga sih. Kalau kita nggak punya “skill” dan “knowledge” tentang cara-cara memancing yang baik nggak gampang untuk dapetin ikan, meskipun di kolam yang kecil. Tapi hari ini kita beruntung, dapet 8 ekor. Temenku dapet 1 ekor yang paling besar (sekitar 3 kiloan), tapi cuma satu-satunya sampai kita pulang, walaupun begitu dia kelihatan “happy” juga sih. Aku dapet 7 ekor, yah pokoknya kita puas deh walaupun kulit pada “gosong” kepanasan. Terima ksih Tuhan buat semuanya.

Monday, September 11, 2006

Senin, 11 September 2006

Hari Senin, seperti biasa sibuk banget. Bayak kerjaan yang tertunda dari “weekend” ke bawa sampai hari ini. Aku mesti “ekstra” cepat dan hati-hati sebelum me “release” result ke “superintendent” ku di “head office”. Bayangin mesti “cepat” tapi “akurat”. Senin merupakan hari yang paling tidak di senangi oleh sebagian besar temanku dikantor, mungkin juga oleh sebagian besar orang yang bekerja di muka bumi ini. Banyak kejadian yang tidak menyenangkan terjadi pada hari ini, dan biasanya banyak orang yang “MC” atau tidak masuk kerja karena sakit (mungkin pura-pura sakit) pada hari ini. Di kantorku ada 2 orang yang “MC” dan 2 orang yang “cuti” hari ini, otomatis kerjaan jadi tambah banyak buat orang yang meng “cover” orang-orang yang tidak masuk ini.

Kalau sudah banyak kerjaan, waktu tuh jalannya lambat banget. Padahal rasaya aku pingin buru-buru “kabur” dari kantor dan lepasin semua beban yang ada hari ini. Tapi tanggung jawab yang membuat aku tetap tinggal di kantor dan berusaha untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu.

Hari ini ada 4 “orang baru” yang mulai bekerja di perusahaanku, semuanya masih muda-muda. Melihat dari pengalaman yang sebelumnya aku pesimis dengan “kesetiaan” mereka untuk bekerja di perusahaan ini. Biasanya mereka cuma mencari “batu loncatan” untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Udah gitu banyak “Singaporean” yang bekerja cuma untuk kumpulin “uang”, trus kalau sudah cukup mereka akan berhenti dan meneruskan sekolah lagi. Mereka berpikir kalau “pendidikan” itu penting, tidak seperti di Indonesia, kebanyakan orang bilang buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi “pengangguran” juga atau buat yang perempuan akhirnya kerja di “dapur” juga. Pendapat yang seperti ini yang membawa Indonesia jauh “terpuruk” ke dalam lubang ke “miskinan”. Banyak negara di Asia tertimpa bencana dan “krisis”, tapi mereka kebanyakan sudah dapat berdiri “tegak” kembali, sedangkan Indonesia masih butuh bantuan dari negara lain untuk menyelesaikan masalah ekonominya. Nggak tahu sampai kapan semuanya akan berubah, kelihatannya sih cuma ada sedikit orang yang peduli. Doa in aja biar pemerintah dan rakyat Indonesia bisa sadar betapa pentingnya “pendidikan” buat memajukan tingkat kesejahteraan rakyat. Kalau India aja bisa kenapa Indonesia nggak bisa yah……

Sunday, September 10, 2006

“I am Sam”

Semalem aku nonton film di TV berdua sama Lita sambil tiduran di kasur, film ini bercerita tentang seorang “bapak” yang terbelakang “mental” nya berusaha untuk mendapatkan “hak” asuh untuk anak perempuan satu-satunya. Judul film ini “I am Sam”, cukup panjang juga ceritanya, mulai sekitar jam 10 dan selesai sekitar jam 1 pagi. Film ini bercerita bagaimana perjuangan seorang bapak yang “idiot” berusaha mendapatkan anaknya kembali.

Di Amerika, pemerintah betul-betul menjaga kesejahteraan anak, kalau orang tua di “anggap” tidak mampu untuk membesarkan anaknya, maka pemerintah akan ambil alih tanggung jawab untuk membesarkan anak itu. Terharu jadinya melihat bagaimana perjuangan sang bapak yang punya kemampuan “otak” yang sangat terbatas berusaha untuk mendapatkan anaknya kembali. Ia “menyewa” seorang pengacara perempuan yang “sukses” tapi kehidupan rumah tangganya “berantakan”. Film ini menggambarkan dua kehidupan yang berbeda, tapi keduanya sama-sama menderita. Si bapak yang “idiot” hidup dengan sederhana dengan anak perempuannya dan si pengacara yang “pintar” tapi tidak bahagia di rumah karena kesibukan kerjanya sampai tidak punya waktu untuk anak lelakinya, serta suami yang juga sibuk dan jarang pulang kerumah.

Kepolosan si bapak dalam menjawab pertanyaan waktu dia di minta untuk jadi “saksi” membuat aku dan Lita terharu. Kita berdua sampai “menangis” waktu menontonnya. Dari sini kita dapat ambil kesimpulan, Kesuksesan tidak menjamin kalau hidup seseorang akan “bahagia”, tapi keserdehanaan juga dapat membawa kebahagiaan. Terima kasih Tuhan, buat waktu yang Engkau berikan buat aku dan Lita nonton film ini sama-sama. Biarlah setelah kita nonton film ini, kita jadi lebih bisa “menghargai” satu dengan yang lain, tidak memandang rendah orang lain dan hidup sesuai dengan kemampuan, jangan berlebihan.

Saturday, September 09, 2006

Sabtu, 09 September 2006

Sabtu ini nggak kerja, rasanya lega banget udah gitu hari ini nggak “rantangan” jadi bisa santai deh. Bangun pagi-pagi, mau pergi ke pasar untuk belanja buaat keperluan masak minggu depan. Habis nyatetin daftar belanjaan, trus kita jalan deh ke pasar sambil bawa gerobak kesayangan kita. Kasihan tuh gerobak, roda depannya yang sebelah kanan udah “oglek” jadi jalannya mau belok ke kiri melulu. Mungkin gerobaknya udah kecapean bawain belanjaan kita tiap minggu ….. keberatan kali yee….

Habis selesai belanja, kita duduk minum teh sambil nikmatin suasana pagi di pasar. Hari ini kita nggak “jajan” soalnya mamiku bikin “nasi uduk” sama goreng “bakwan” trus ada sambel kacangnya dong…… jadi “ngiler” nih. Di tempat kita minum teh ada satu tempat jualan yang mau di sewain, trus Lita minta nomor telepon orang yang punya tempat itu. Rencananya sih mau coba tanya berapa harga sewanya, kalau kita “sanggup” mungkin kita mau sewa untuk tempat masak “rantangan” dan juga kita mau jualan “soto” di situ. Kita takut lama-lama rumah jadi kotor kalau setiap hari di pakai untuk masak melulu, lagian juga kalau nanti “client” kita sudah tambah banyak susah juga buat kita untuk masak di rumah (butuh tempat yang lebih besar). Lita sudah dapet nomor teleponnya, mungkin besok atau lusa kita mau telepon.

Sampai di rumah langsung cuci tangan, udah nggak sabar pengen makan nasi uduk. Ternyata memang enak banget, mungkin karena sudah lama banget nggak pernah makan nasi uduk “ala Indo”. Nasi uduk yang ada di sini beda rasanya, udah gitu nggak ada bakwan dan sambel kacangnya jadi rasanya tuh nggak “pas” buat kita. Selesai makan kita langsung masak untuk pesenan temen gereja, semuanya sibuk. Mamiku tugasnya bikin asinan, Minah bantuin beresin sayuran sama motongin tomat, daun bawang, jeruk nipis dan bikin sambel (dia sudah bisa bantuin sedikit-sedikit). Lita seperti biasa, jadi tukang goreng (spesialis goreng-menggoreng). Aku kebagian masak sambel goreng sama kuah untuk sotonya. Karena di kerjain “rame-rame” jadinya cepet selesai deh.

Selesai masak aku masih harus “ngepel” rumah, Minah masih belum boleh kerja yang terlalu berat. Kaki dia masih sedikit sakit, jadi mamiku nggak kasih untuk kerja yang terlampau berat dulu. Habis aku selesai ngepel, kita mandi trus tidur. Bangun-bangun orang yang pesen udah dateng, trus bantuin muatin semuanya ke dalam mobil mereka. Langsung di bayar “cash”, lumayan juga ……. Puji Tuhan………

Friday, September 08, 2006

"TAU RASA!! :("

Hari yang aku tunggu-tunggu datang juga, seneng banget rasanya. Aku nggak kerja hari ini, mau pergi mancing sama temenku siang nanti. Karena aku nggak kerja, jadi aku ambil alih tugas Lita untuk nganterin makanan pagi ini. Setelah makan pagi kita berangkat dari rumah, Lita ke kantor dan aku nganterin makanan. Aku naik sepeda, mulai dari rumah yang pertama trus ke dua dan ketiga. Yang ke empat Lita yang nganterin sekalian berangkat kerja. Habis selesai nganterin makanan, mampir ke pasar untuk belanja. Ada yang mesen makanan untuk besok, 25 orang makan. Menunya soto ayam, sambel goreng udang, perkedel dan asinan. Biasa deh kalau orang Indonesia disini kalau ada acara maunya makan makanan negeri sendiri, kangen kali sama makanan Indonesia.

Baru aku ngerasain nganterin makanan ke rumah “customer” kita dan abis itu ke pasar, ternyata cape juga lho….. sekarang baru aku mikir, kalau aku aja berasa cape ….. apalagi Lita yah yang setiap hari nganterin makanan semenjak Minah operasi. Kasihan banget dia, tiap hari mesti kayak gitu, udah gitu mesti buru-buru ke kantor lagi setelah semuanya beres. Tadi pagi habis nganterin makanan dan belanja ke pasar, aku ngomong sama mamiku ternyata cape juga nganterin makanan meskipun naik sepeda. Mami juga bilang, sebenernya dia juga kasihan sama Lita. Dia bilang setiap hari pulang dari nganterin makanan si Lita tuh pulang “keringetan” trus buru-buru nyiapin tas dan cepet-cepet mandi, abis itu langsung pergi ke kantor. Dia nggak sampe hati sebenernya, tapi mau gimana lagi ….. maunya sih beliin Lita mobil, tapi rasanya belum tepat waktunya. Kalau usaha kita udah lebih besar, mungkin kita akan beli mobil.

Thursday, September 07, 2006

Kamis, 07 September 2006

Hari ini seperti biasa bantuin Lita jadi “porter”, trus langsung ke tempat nunggu jemputan kantor. Aku sampai di “Jurong East” (tempat bis jemputan) kepagian, untung ada temenku yang sudah nyampe juga jadi ada temen ngobrol deh. Asyik juga duduk-duduk sambil merhatiin orang-orang dari perusahaan lain yang nunggu jemputan juga di sana. Macem-macem orang dengan pakaian yang berbeda, model rambut yang berbeda, gaya yang berbeda … pokoknya semuanya beda deh. Tuhan tuh memang “maha kuasa”, Dia ciptain manusia dengan berbagai macam perbedaan dan masing-masing punya urusannya sendiri-sendiri. Kalau komputer aja bisa “crash” kalau sudah kebanyakan data, tapi Tuhan tuh nggak. Bayangin aja berapa banyak manusia yang ada di dunia ini …… susah kan ngitungnya, gimana cara “ngatur” nya yah….. “ajaib” memang.

Waktu berjalan lambat hari ini, kerjaan nggak terlalu banyak. Besok aku “cuti” lagi, mau mancing sama temen di “Pasir Ris” (nama satu daerah di Singapore dekat dengan “Changi Airport”). Nggak sabar rasanya nunggu jam 5 sore, pengen buru-buru pulang trus besok mincing deh sama temenku. Memancing adalah salah satu hoby “favorite” ku, sudah sejak aku duduk di bangku SMP aku selalu pergi mancing kalau aku punya waktu luang. Memancing merupakan suatu kebahagiaan buatku, kalau sudah ada di tempat mancing aku tuh rasanya seneng banget. Lupa sama semua masalah yang ada, sampai kadang lupa makan juga. Aku bersyukur karena Lita mendukung hobyku yang satu ini, dia nggak pernah marah atau kesel kalau aku bilang mau ambil “cuti” cuma buat mancing. Kadang malah dia yang nyuruh aku pergi mancing dengan temenku, karena dia tahu banget aku suka itu. Aku ingat waktu kita pergi ke “krabi” (Thailand), kita sewa perahu satu hari penuh untuk mancing berdua. Enjoy banget rasanya, Lita juga sudah mulai suka mancing, tapi dia bisa bosen kalau nggak ada ikan yang makan umpan kita.

Pulang kerja pergi keluar sama temenku untuk ngomongin tentang usaha kita lebih jauh lagi. Kita sepakat untuk mulai besarin usaha “rantangan” dulu tahun depan, dan baru setelah semuanya berjalan dengan baik, kita akan mulai bisnis yang lain. Kita sudah sepakat kalau kita nggak bisa selamanya kerja sama orang lain, satu hari kita mesti kerja untuk diri kita sendiri. Aku berdoa, Tuhan kasih kita jalan untuk memulai ini semua, pimpin jalan kita dan berkati usaha kita agar jadi berkat buat orang lain.

Wednesday, September 06, 2006

Rabu, 06 September 2006

“chemo theraphy”

Hari ini kerja setengah hari (ambil cuti), mau nganterin Minah ke rumah sakit ketemu sama dokter yang nanganin “chemo theraphy”. Sampai rumah sakit sekitar jam 2.20 siang, di suruh nunggu. Sekitar jam 3.30 sore baru di panggil untuk ketemu dokter. Dokternya kelihatan ramah, seperti biasa nanya “riwayat” penyakitnya Minah, padahal dokter yang operasi Minah juga nanya pertanyaan yang sama. Setelah itu dia mau periksa seluruh badan dan bekas luka operasinya. Trus dokter terangin gimana rencana dia ke Minah, dia akan kasih 6 kali “injection” bahan kimia ke badannya Minah sekali dalam satu bulan. Karena bahan kimia yang di pakai cukup “keras” jadi diperlukan waktu paling tidak sebulan buat badannya Minah kembali normal, itupun harus di bantu sama obat yang akan di suntikkan 7 kali setiap hari 7 hari berturut-turut untuk mempertahankan jumlah darah yang ada di tubuhnya. Karena akan ada banyak sel darah merah dan putih yang mati, disamping membunuh sel kankernya bahan kimianya juga membunuh sel yang lain. Udah gitu Minah juga harus minum banyak air, minimal satu setengah liter setiap hari supaya “ginjal”nya tidak kena dampak negatif bahan kimia yang di suntikkan ke dalam tubuhnya. Rambutnya akan “rontok”, kulitnya jadi kering, muntah-muntah, pusing dan masih banyak lagi efek negatifnya.

Sekitar satu setengah jam dokter ngejelasin dan menjawab semua pertanyaanku. Dari semua jawaban yang dia berikan, aku bisa ambil kesimpulan. Tidak ada jaminan semua sel kankernya akan mati (kalau ada), lebih banyak efek negatifnya, udah gitu dokter bilang butuh waktu paling cepat 2 tahun buat tubuh Minah kembali normal. Dokter juga bilang memang berdasarkan hasil test laboratorium sel kanker yang ada sudah di angkat, tapi masih ada kemungkinan untuk tumbuh lagi sekitar 20 persen. Kapan akan muncul lagi dia nggak bisa jawab, dia cuma bilang untuk “prevent” yah harus “chemo theraphy”.

Aku nggak bisa mutusin sendiri, perlu ngomong sama Lita, mami dan juga sama Minah sendiri, karena ini bisa berakibat tidak baik juga buat dia. Tapi aku yakin kalau Tuhan akan kasih tahu jawabannya, apa yang harus aku dan keluargaku lakukan. Aku percaya kalau semuanya ini adalah kehendakNya, dan pasti ada “hikmah” di balik semuanya ini. Tuhan nggak akan mencobai kita lebih dari kemampuan kita.

Tuesday, September 05, 2006

Selasa, 05 September 2006

"MERTUA DAN MENANTU"

Pagi-pagi sudah hujan, udah gitu “geledek”nya juga keras banget kaya ada perang rasanya. Kita keluar rumah lebih pagi hari ini, biasanya kalau hujan busnya juga agak terlambat. Sarapan pagi mamiku masakin “kwetiau kuah”, aku, Lita dan mami masing-masing satu mangkuk. Sebenernya Lita sudah bilang sama mamiku, kalau dia lagi nggak kepingin makan “kwetiau”, tapi nggak tahu kenapa mamiku siapin juga buat dia. Lita nggak makan “bagiannya”, dia makan sama ayam bakar (menu ‘rantangan” hari ini).

Kelihatannya Lita sedikit “kesel” sama mami, soalnya dia sudah bilang nggak mau tapi mamiku masih siapin juga buat dia. Udah gitu kemaren juga mami bikin jagung “kukus” banyak banget. Maksud mami mungkin dia mau kita makan jagung itu sama-sama, tapi hari itu kita lagi nggak mau makan jagung soalnya masih banyak makanan lain yang harus di makan. Mamiku selalu pingin “share” segala macem, baik makanan, kue atau minuman. Ini memang yang selalu dia lakukan dari dulu waktu aku masih kecil, apapun juga yang kita punya (terutama makanan) akan di bagi “rata” buat semua anggota keluarga. Kadang memang rasanya kita jadi “terpaksa” untuk makan walaupun kita nggak mau. Waktu aku kecil kehidupan keluargaku “susah”, papiku sakit kurang lebih 20 tahun. Mamiku adalah tulang punggung keluarga saat itu, setiap hari kalau mau makan semua “lauk pauk”nya di bagi sama rata buat semua anggota keluarga. Mamiku nggak pilih kasih, semuanya dapat bagian yang sama.

Lita datang dari latar belakang yang berbeda dengan keluargaku, di dalam keluarganya mereka bebas untuk bilang tidak kalau mereka betul-betul tidak mau. Perbedaan latar belakang ini yang selalu bikin masalah di rumah antara mamiku, Lita dan aku sendiri. Aku jadi susah banget rasanya, satu sisi aku nggak mau nyakitin hati mami, di sisi yang lain aku juga nggak mau lihat Lita susah hati dan sedih. Aku berusaha bersikap se”netral” mungkin, tapi kadang-kadang namanya manusia sering terbawa “emosi” jadi kacau deh semuanya. Mungkin kadang Lita menilai aku terlalu memihak sama mamiku atau kadang mamiku berpikir aku memihak ke istriku. Susah banget rasanya, aku nggak mau yang macem-macem. Aku cuma mau semuanya baik-baik saja, aku nggak tahu mesti gimana lagi. Aku selalu berdoa minta “tolong” sama Tuhan, sadarin semuanya dan kuatin aku supaya aku bisa jadi penengah yang baik. Aku sayang sama kalian berdua,tapi kalau sudah begini aku nggak tahu mesti gimana……. ????????

Monday, September 04, 2006

Senin, 04 September 2006

Bangun pagi susah banget, badan pada “remuk” rasanya. Aku bangun pas “alarm” ke dua bunyi, tapi Lita sampai “alarm” ke tiga juga dia belum mau bangun …. kasihan dia, cape banget kali …. Sampai mamiku kasih tahu di depan pintu kalau udah mau setengah tujuh, baru dia cepet-cepet bangun. Lita langsung nyiapin makanan untuk di anter, aku mandi trus bantuin juga. Untung mamiku nggak terlambat bangunnya, jadi semua makanan sudah siap, tinggal di masukkin ke dalam “rantang”nya. Habis itu kita cepet-cepet sarapan dan trus kita jalan sama-sama, aku ke kantor dan Lita nganterin “rantangan”. Rumah yang mau di anterin makanan searah sama tempat aku naik “MRT” jadi aku bisa bantuin Lita ngangkatin rantangnya (jadi “porter” gitu) soalnya lumayan berat juga. Kita “pisahan” di stasium bis, Lita nyambung naik bis aku naik “MRT”. Untungnya lagi di Singapore angkutan umum kaya bis dan “MRT” (kereta) tuh sudah bagus dan tepat waktu, jadi kalau perhitungan kita tepat nggak bakal terlambat deh.
Seperti biasa, hari Senin tuh kerjaan lumayan banyak jadi waktu rasanya cepet banget jalannya. Belum apa-apa sudah jam 12, padahal rasanya baru aja aku sampai di kantor. Ada dua “interview” hari ini, laboaratoriumku lagi butuh orang buat posisi “laboratorium technician”. Dari dua “kandidat” Cuma satu orang aja yang kelihatannya “ok”. Laboratoriumku lagi kekurangan orang, banyak “analis” senior berhenti. Macam-macam alasan yang mereka berikan, tapi aku tahu gaji yang mereka terima kurang (menurut mereka). Menurutku perusahaan sudah membayar “gaji” mereka lebih dari cukup, cuma nggak yahu kenapa ada saja perusahaan lain (terutama saingan kita) berani ngasih gaji yang lebih besar dari gaji perusahaan kita. Mungkin mereka mau “mengacaukan” kinerja perusahaan kita, atau memang seharusnya mereka di bayar lebih besar dari apa yang mereka terima sekarang. Ini politik berbisnis di Singapore, saling menjatuhkan.
Pulang kerja langsung ke “orchad” mau ketemu temen, ngobrolin tentang usaha yang mau kita tekunin tahun depan. Lita juga dateng, untuk gabung dengan aku dan temen-temenku. Banyak yang kita “obrolin”, tapi hasil akhirnya masih samar-samar. Banyak masukkan positif dan negative dari temen-temenku, tapi semuanya itu maksudnya untuk kebaikan kita. Belum “final” lagi semuanya, gimana tentang usaha kita tahun depan. Mau di besarin atau tetap kaya sekarang…. masih belum tahu. Maunya sih di besarin, tapi banyak juga hal-hal yang harus kita pikirkan. Tuhan tolong pimpim kami, supaya semua keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang terbaik buat kita.

Sunday, September 03, 2006

Minggu, 03 September 2006

Hari minggu yang “kita” tunggu-tunggu akhirnya datang juga, bangun pagi-pagi trus langsung siap-siap untuk pergi ke pasar. Sementara Lita sibuk “nyatetin” belanjaan yang mau di beli, aku nyiapin “computer” ku, soalnya nanti abis dari pasar aku ada kerjaan kantor yang harus diberesin. Hari ini ada pesenan untuk pesta “ULTAH”, adik temennya Lita. Sebagian bahan yang mau di masak udah di beli sama Lita kemaren, jadi hari ini cuma nambahin doang dan sekalian belanja buat “rantangan” minggu depan.
Seperti biasa bawa “gerobak” belanjaan kita jalan kaki ke pasar, suasana pagi ini enak banget, sejuk dan sepi. Orang masih pada tidur kali, namanya juga hari Minggu. Sampe pasar langsung ke tukang sayur “langganan” kita, trus kita beli ayam, ikan, dan telor juga. Setelah semuanya selesai, tiba saatnya buat kita untuk “jajan” …he….he…he… tadinya aku mau nyobain “nasi melayu” (kaya nasi “warteg” di Jakarta) eh warungnya tutup kecewa deh rasanya …. Mau nangis ….. tapi malu dong …. Masa udah gede nangis ditengah pasar lagi…..
Akhirnya aku makan “minced pork noodles” salah satu makanan kesukaanku di sini, Lita beli “fish ball soup” lumayan juga rasanya. Habis makan kita minum teh panas sambil ngobrol-ngobrol, trus ngeliatin orang yang pada lewat mau pergi dan pulang dari pasar. Enjoy banget rasanya, lupa deh sama semua “problem” yang ada di kantor dan di rumah. Kegiatan yang murah tapi punya efek yang besar buat kita, cuma perlu sedikit pengorbanan untu bangun pagi dan jalan kaki ke pasar. Nggak perlu pergi “holiday” jauh-jauh dan bayar mahal, sebenarnya kita tuh cuma butuh waktu untuk “berduaan” untuk saling “tukar pikiran”.

Pulang dari pasar bantuin nyiapin bahan-bahan untuk di masak nanti siang, jam 9.30 kita mandi. Hari ini harus sampai gereja pagian soalnya ada pedaftaran dan pengundian menu untuk acara lomba masak yang di adakan gerejaku dalam menyambut bulan keluarga (bulan September merupakan bulan keluarga di gerejaku). Aku jadi “PIC” untuk acara tersebut, jadi Lita ngebantuin aku untuk mencatat orang yang daftar dan menu apa yang akan mereka masak nanti.

Pulang gereja langsung makan, trus langsung deh masuk “medan perang” masak untuk pesenan pesta. Bagianku masak mie goreng dan sambel goreng hati, karena penggorengannya kecil jadi dua-duanya mesti dua kali masak. Wah…. cape juga rasanya, sementara itu Lita sibuk dengan gorengannya, perkedel dan emping. Aku juga mesti bantuin bakar ayam yang udah di bumbuin sama mamiku. Jam 5 an semuanya selesai, tinggal bersihin rumah dan nganterin makanannya. Badan pada pegel tapi hati seneng, soalnya semua kita kerjain sama-sama. Kebersamaan itu penting lho, jangan cuma saat senang tapi juga saat susah kita mesti lewati sama-sama. Tuhan terima kasih buat kebersamaan yang ada di dalam keluargaku, mudah-mudahan kita selalu akan bersama selamanya …… Amin.

Saturday, September 02, 2006

Sabtu, 02 September 2006

“Semangat!!!”

Semalem tidur jam 1 an, cape banget rasanya. Bangun pagi susah banget, mata rasanya berat banget nggak mau di buka. Untungnya kita ada 3 “alarm” yang kita set mulai dari jam 6 trus jam 6.15 dan yang terakhir 6.20 pagi. Kita pikir kalau kita bener-bener cape banget dan susah untuk bangun, ada 3 jam yang berturut-turut akan “teriak” ngebangunin kita. Kalau udah begini masih nggak bangun juga, bener-bener keterlaluan deh “males” nya atau mungkin musti pergi ke dokter “THT” deh untuk di periksa kupingnya … kali-kali ada yang ngeganjel ..he..he..he…

Berangkat ke kantor barengan sama Lita, tapi dia pergi ke pasar untuk belanja. Ada pesenan masak untuk orang pesta lagi neh. Sebenernya aku bilang sama Lita nggak usah di ambil takut kita semua ke capean trus bisa sakit, terutama mamiku. Dia kelihatan cape banget tapi semangatnya untuk ngebantuin kita tuh besar banget. Aku juga tahu Lita sebenernya sudah kecapean juga, tapi semangatnya juga besar banget untuk “majuin” bisnis kita ini. Dia bilang uang udah dateng jangan ditolak, lagian orang yang pesen juga langganan sih. Dan orang ini juga berusaha ngebantu kita “masarin” masakan kita ke temen-temennya, jadi jangan di kecewain yah.

Hari ini kerja setengah hari doang, jam 12.30 udah pulang. Kerjaan nggak banyak, biasa hari sabtu kita dateng cuma “setor” muka aja sebenernya habis itu trus pulang. Sampe rumah trus makan “indomie” dan langsung berusaha untuk tidur. Nanti sore udah janjian sama Lita untuk ketemuan di pasar, pulang kerja dia langsung ke pasar trus aku dari rumah bawa sepeda biar gampang bawa barangnya (ini untungnya punya sepeda). Masih ada beberapa bahan makanan yang harus di beli. Makanan yang di pesan ada 9 macem, aku nggak bisa ngebayangin gimana nyelesainnya besok…………Memang sih sebagian besar bumbu dan bahan-bahan untuk di masak udah di siapin hari ini. Tapi tetap aja butuh waktu untuk memasaknya besok.
Ngeliat semangat Lita dan mamiku, aku juga harus semangat jangan sampai mereka jadi “kecil hati” nantinya. Betapa beruntungnya aku punya mami dan istri yang begitu “besar” hatinya. Butuh waktu yang lama untuk menyadari semuanya ini, memang nggak gampang untuk jadi orang yang “sensitif” dengan lingkungan sekitar karena kebanyakan orang lebih dulu berpikir tentang dirinya baru mikirin orang lain. Terima kasih Tuhan udah buka hatiku untuk ‘ngerti” dan belajar menghargai hal-hal seperti ini.

Jumat, 01 September 2006

“Audit”

Bangun pagi seperti biasa, lansung mandi, trus Bantu nyiapin “rantangan”. Cuaca “mendung”, kasihan Lita kalau hujan lagi. Jangan hujan dulu yah ……
Hari ini aku ada “audit”, sekitar jam 9 pagi si “auditor” sudah datang. Jam 9.30 pagi mulai, pertama kita duduk di ruang “meeting” dengerin apa yang dia mau bikin hari ini. Orangnya pintar dan tegas, dia selalu ikut “schedule” yang sudah dia siapin. Mulai dari “procedure” trus “quality qontrol”, makan siang dan setelah itu laboratoroium testing. Sekitar jam 11 an, dia selesai dengan “procedure”. Trus dia lanjut ke “QC”, banyak banget pertanyaan yang dia tanya, sampe “QC” managerku kelabakan ngejawabnya.

Sekitar jam 12.30 kita “break” untk makan siang, kita makan di restoran di dekat kantorku …….. lumayan makan siang “gratis”..he..he..he...
Habis makan siang dia minta aku nemenin dia untuk “tour” di dalam laboratorium sambil nanyain “anak buah” ku tentang testing yang sedang mereka bikin. Trus dia juga tanya “training record”, “calibration record”, pokoknya semua yang berhubungan dengan testing yang kita bikin di dalam laboratorium. Pokoknya dari “A” sampai “Z” semuanya di tanyain. Untungnya kita punya system yang bagus, jadi gampang buat aku untuk kasih penjelasan dan bukti kalau kita bener-bener ngikutin apa yang tertulis dalam “manual” yang mereka tulis. Betul-betul hari yang melelahkan, bukan cuma buat aku, tapi buat temen kantorku yang lain yang membantu aku dalam menyiapkan segala macam jawaban dan bukti yang diminta oleh sang “Auditor”.

Sekitar jam 4 sore, semuanya selesai. Kita masuk ruang “meeting” lagi untuk dengerin kesimpulan yang dia dapat dari “audit” hari ini. Puji Tuhan semuanya bagus, hanya ada sedikit masukkan dari “Auditor” untuk memperbaiki sistem kita. Akhir kata dia bilang dia sangat senang dengan semuanya ini, dia janji akan kasih komentar yang baik dalam “report” dia nanti. Wahhhhh …… betul-betul cape rasanya, tapi senang juga soalnya hasilnya bagus. Semua “effort” yang aku dan teman-teman berikan ternyata tidak sia-sia. Aku jadi lebih yakin “kalau kita menabur kebaikan kita akan mendapat kebaikan”.

Pulang kerja masih harus nemenin si “Auditor” makan malam, terpaksa deh padahal aku udah cape banget pengen buru-buru pulang untuk istirahat. Makan malemnya lumayan sih, kita pergi sebuah restoran di “Orchad” tempatnya bagus, makanannya juga ok…..
Sampe rumah udah jam 12 malem …… cape banget, pengen buru-buru tidur ….. soalnya aku kerja besok (setengah hari).

Minah sudah pulang ke rumah tadi sore, Lita yang jemput ke rumah sakit. Seneng rasanya dia sudah bisa berkumpul dengan kita dirumah.